Suara.com - Rekonstruksi kasus pembunuhan Engeline Margriet Megawe atau Angeline di rumah ibu angkat, Margriet Megawe alias Margaret, di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, Senin (6/7/2015), diwarnai kericuhan.
Kericuhan muncul ketika mobil Avanza yang membawa salah satu tersangka pembunuh Angeline, Margaret, meninggalkan lokasi. Warga yang sejak pagi berkerumun di lokasi melempari mobil tersebut, bahkan sebagian warga memukul badan mobil.
Para pengacara Margaret, seperti Dion Pongkor dan Jefri Kam, juga menjadi sasaran hujatan warga karena dianggap membela orang salah. Ketika mereka masuk mobil, ratusan orang meneriaki mereka dengan berbagai kata makian. Para pengacara tersebut keluar dari area rekonstruksi sekitar pukul 17.00 Wita. Sikap warga terhadap para pengacara Margaret sama seperti ketika mereka baru masuk ke area rekonstruksi sekitar pukul 12.20 Wita tadi.
Polisi langsung mengetatkan pengamanan begitu warga bereaksi.
Saat tersangka Margaret dan satu tersangka pembunuh lagi, Agustinus alias Agus, keluar dari rumah Jalan Sedap Malam, aparat keamanan justru mendorong wartawan.
Sebagian wartawan kena sikut dan tendang aparat kepolisian untuk mengamankan dua tersangka pembunuh.
Bahkan, fotografer dan wartawan media lokal nyaris terjatuh gara-gara ditarik dari belakang oleh anggota polisi.
Reaksi warga berbeda dengan ketika Hotman Paris muncul. Hotman adalah pengacara Agus. Dia mendapatkan tepukan tangan dari warga.
"Hidup Hotman, Hidup Hotman," kata warga.
Hotman berusaha membuktikan bahwa sebenarnya Agus bukan pembunuh Angeline. Agus hanya membantu Margaret menguburkan jenazah Angeline. Itu pun Agus diperintah oleh Margaret yang ketika itu menjadi pembantu rumah Margaret. (Luh Wayanti)