Suara.com - Kasus pembunuhan terhadap bocah berusia delapan tahun bernama Engeline Margriet Megawe atau Angeline di Denpasar, Bali, menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
Jokowi mengirimkan karangan bunga ke rumah Angeline di Jalan Sedap Malam 26, Denpasar, Senin (6/7/2015).
Karangan bunga kiriman Kepala Negara datang bersamaan dengan karangan bunga yang dikirimkan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika.
Karangan bunga tersebut bertuliskan: turut berdukacita atas meninggalnya anak Indonesia Ananda Angeline. Di sana juga tertulis Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI).
Dua karangan bunga tiba di tengah proses rekonstruksi pembunuhan Angeline.
Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.
Dalam kasus Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang menjadi tersangka kasus pembunuhan. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu Margaret dan kedua Margaret. Sebelumnya, Margaret juga sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penelantaran anak.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).
Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah Margaret, dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015).
Jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.
Dari hasil autopsi RS Sanglah, di lehernya ditemukan bekas jeratan dan banyak sekali tanda kekerasan akibat benda tumpul, bahkan sundutan rokok di tubuh bocah tersebut. Kekerasan yang diterima Angeline diduga sudah berlangsung lama.
Angeline juga menjadi korban perbuatan asusila yang dilakukan Agus. (Luh Wayanti)