Suara.com - Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menilai pernyataan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengenai adanya menteri yang menjelek-jelekkan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu wujud menjaga kewibawaan Jokowi. Apalagi, kata dia, Tjahjo dan Jokowi sama-sama kader di PDI Perjuangan.
"Mas Tjahjo juga kader partai yang ditugaskan sebagai menteri, mengatakan ada menteri yang ngata-ngatain Presiden. Itu bagian dari menjaga kewibawaan Presiden," kata Masinton dalam acara diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2015).
Anggota Komisi III DPR RI tersebut Tjahjo menggulirkan pernyataan tersebut untuk adu domba di Kabinet Kerja, mengingat pernyataan muncul di tengah isu perombakan kabinet.
"Bukan untuk adu domba, kita ingin sampaikan ini ada yang nggak bener, dan menjaga marwah kepresidenan sebagai kepala negara. Agar menteri menteri yang diangkat presiden ya taat taat aja. Kalo nggak suka ya keluar," kata dia.
Tidak tahu siapa yang dimaksud Tjahjo dengan menteri yang menjelekkan Jokowi. Dia tidak mau membeberkannya.
Menteri BUMN Rini Soemarno membantah dia merupakan salah satu menteri yang menghina Presiden. Ia juga membantah transkrip pernyataan yang beredar adalah pernyataannya.
“Sepatutnya dalam bulan suci Ramadan ini kita semua tidak semestinya memfitnah orang,” kata Rini dalam keterangan tertulis, Senin (29/6/2015).
Rini menjelaskan pernyataan yang ada dalam transkrip bukan bahasa yang biasa dipakainya sehari-hari. Sebagai anggota kabinet, sambung Rini, sudah menjadi kewajiban seorang menteri untuk tetap menjaga martabat dan kehormatan Presiden.
“Bagi saya adalah mutlak untuk mematuhi dan menghormati Presiden sebagai atasan saya," katanya.
Sebelumnya, Tjahjo Kumolo mengatakan ada menteri yang telah mengecilkan Presiden Jokowi. Hinaan ini pun terekam dan sudah didengar langsung oleh Jokowi. Tapi, Tjahjo tak mau membeberkan siapa yang telah melakukan penghinaan.