Pansel Calon Pimpinan KPK Sempat Tak Percaya Jumlah Pendaftar

Minggu, 05 Juli 2015 | 17:01 WIB
Pansel Calon Pimpinan KPK Sempat Tak Percaya Jumlah Pendaftar
Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/5). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Natalia Subagyo kaget dengan jumlah pendaftar calon pimpinan lembaga antirasuah yang ternyata di luar perkiraan, mencapai 194 orang.

"Kali ini kejutan buat kami karena banyak yang daftar. Awalnya kita pesimis, ragu dan mengira tidak ada yang mau mendaftarkan diri mengingat serangan ke KPK saat ini gencar. Kita terkecoh, ternyata yang daftar banyak," kata Natalia dalam diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, Minggu (5/7/2015).

Natalia memberikan apresiasi mereka. Natalia mengatakan proses pendaftaran sampai diumumkan melalui proses yang panjang. Panitia mengadakan roadshow untuk mendorong warga daerah agar ikut mendaftar.

Natalia menyebutkan para pendaftar calon pimpinan KPK berasal dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur, paling banyak berasal dari Pulau Jawa.

"Jadi dari yang mendaftar ini kami melihat ini suatu yang positif. Ada konsen di masyarakat untuk memperbaiki KPK," kata dia.

Natalia menambahkan para pendaftar akan melakukan tes obyektif dan makalah pada pada 8 Juli 2015 di kantor Diklat Sekretariat Negara yang berlokasi di Cilandak.

Setelah itu, mereka akan menjalani tes wawancara dan sejumlah tahapan lainnya.

"Kita harap semuanya bisa hadir di tes pertama. Rencananya ini dilakukan pas dengan lebaran, jadi harga tiket akan mahal, kasihan yang dari luar daerah, jadi kita harapkan supaya bisa beli tiket supaya bisa tepat waktu tanggal 8 di Setneg Cilandak. Dan tidak lupa juga mereka harus siapkan diri untuk tes ini," kata dia.

Natalia mengatakan panitia keterlibatan publik untuk menelusuri rekam jejak mereka, apalagi jumlah anggota pansel hanya sembilan orang.

"Kami sadar menelusuri rekam jejak tidak bisa sendiri, kami butuh bantuan publik. Karena kalian yang punya jaminan di lapangan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI