Suara.com - Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis menyebut tindakan Eropa terhadap negara itu sebagai "terorisme". Dia menyebut triliun euro akan hilang jika Yunani mengalami krisis ekonomi.
"Apa yang mereka lakukan terhadap Yunani adalah aksi terorisme," kata Varoufakis dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Sabtu (4/7/2015).
"Mengapa mereka memaksa kita untuk menutup bank? Untuk menakut-nakuti orang. Itu adalah terorisme," lanjutnya.
"Terlalu banyak yang dipertaruhkan di sini untuk Eropa. Saya yakin, jika Yunani crash, satu triliun euro (setara dengan PDB Spanyol) akan hilang. Ini terlalu banyak uang dan saya tidak percaya Eropa bisa membiarkan itu, "kata Varoufakis.
Sebelumnya, Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, dalam orasinya di hadapan massa yang memenuhi lapangan Syntagma di Athena mendorong warga untuk memilih "tidak" dalam referendum Minggu. "Tidak" berarti Yunani menolak tawaran bantuan dari para kreditur internasional untuk menopang perekonomian negara yang terpuruk.
Para kreditur Uni Eropa mengatakan, jika Yunani menolak paket bantuan tersebut, Yunani akan terkucil dalam keanggotaan Euro dan kian bangkrut. Namun, Tsipras menegaskan, itu hanya gertakan semata.
"Pada hari Minggu, kita tidak hanya memutuskan apakah kita tetap bergabung bersama Eropa (Uni Eropa), namun juga bahwa kita memutuskan untuk hidup dengan kehormatan di Eropa," kata Tsipras berapi-api.
Seperti diketahui, Yunani sudah menerima dana talangan hampir 240 miliar Euro dari Uni Eropa dan IMF sejak 2010.
Perekonomian Yunani menurun hingga lebih dari 25 persen sejak 2009. Sementara itu, angka pengangguran membengkak hingga 25 persen, di mana 50 persennya dari kalangan pemuda.
Yunani akan menggelar referendum untuk menentukan apakah mereka akan menerima paket reformasi ekonomi dari Uni Eropa atau tidak pada hari Minggu, 5 Juli mendatang. Jika menerima, Yunani diharuskan kembali melakukan penghematan anggaran, mencakup kenaikan pajak dan pemotongan gaji pegawai negeri. (Reuters)