Makna "Ya" dan "Tidak" Bagi Masa Depan Masyarakat Yunani

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 04 Juli 2015 | 07:32 WIB
Makna "Ya" dan "Tidak" Bagi Masa Depan Masyarakat Yunani
Warga Yunani yang memilih menolak bantuan dari kreditur Eropa. (Reuters/Yannis Behrakis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puluhan ribu warga Yunani turun ke jalan pada hari Jumat (4/7/2015), menggelar aksi jelang pelaksanaan referendum hari Minggu yang akan menentukan langkah negara tersebut ke depan.

Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, dalam orasinya di hadapan massa yang memenuhi lapangan Syntagma di Athena mendorong warga untuk memilih "tidak" dalam referendum Minggu. "Tidak" berarti Yunani menolak tawaran bantuan dari para kreditur internasional untuk menopang perekonomian negara yang terpuruk.

Para kreditur Uni Eropa mengatakan, jika Yunani menolak paket bantuan tersebut, Yunani akan terkucil dalam keanggotaan Euro dan kian bangkrut. Namun, Tsipras menegaskan, itu hanya gertakan semata.

"Pada hari Minggu, kita tidak hanya memutuskan apakah kita tetap bergabung bersama Eropa (Uni Eropa), namun juga bahwa kita memutuskan untuk hidup dengan kehormatan di Eropa," kata Tsipras berapi-api.

Empat polling yang dirilis pada Jumat mengungkap bahwa responden yang memilih "Ya" alias menerima paket bantuan Eropa, sedikit lebih banyak daripada yang memilih "tidak". Sebaliknya, satu polling lainnya menyatakan pemilih "tidak" sedikit lebih banyak daripada pemilih "ya".

"Kami tahu bahwa para kreditur akan menutup pintu untuk kami jika kami berkata "tidak", namun kita harus berjuang," kata pensiunan bernama Irini Stavridou, yang mengikuti aksi menolak bantuan Eropa.

Mereka yang mendesak agar Yunani menerima paket bantuan Eropa menilai Tsipras mempertaruhkan masa depan Eropa dengan sesuatu yang tidak pasti.

Tak jauh dari lokasi aksi Tsipras dan pendukungnya, digelar aksi lain, yakni dari mereka yang mendukung agar Yunani menerima dana talangan dari Eropa. Namun, jumlahnya tidak sebanyak mereka yang siap mengatakan "tidak" pada bantuan Eropa.

"Saya memilih untuk mengatakan "ya", bertahan beberapa tahun lagi untuk menghemat anggaran dan memberikan anak saya masa depan yang lebih baik," kata Marina Peppa, seorang warga yang kini menganggur akibat krisis.

"Ini tidak akan mudah, namun jika mereka yang memilih "tidak" menang, maka yang terjadi adalah kekacauan, kemiskinan total," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI