Korsleting Listrik Sering Jadi Pemicu Kebakaran Kendaraan

Jum'at, 03 Juli 2015 | 16:16 WIB
Korsleting Listrik Sering Jadi Pemicu Kebakaran Kendaraan
Bus Transjakarta yang terbakar di Halte Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta, Jumat (3/7). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebakaran pada kendaraan seringnya disebabkan oleh sistem kelistrikan dari kendaraan itu sendiri. Sistem yang bermasalah, nantinya akan mengakibatkan korslet yang memicu bunga api dan bisa berkembang kobaran si jago merah.

"Sebagian besar kebakaran terjadi karena sistem kelistrikan. Adanya short circuit atau korsleting," kata Senior Executive Office After Sales Division Hino Motor Sales Indonesia, Irwan Supriyono, saat dihubungi Suara.com, Jumat (3/7/2015).

Penyebab masalah kelistrikan pada kendaraan, menurut Irwan, disebabkan oleh beberapa alasan, di antaranya adanya penambahan alat, penggunaan sekering yang tidak sesuai atau adanya kabel yang mengelupas.

Dia menyebutkan jika ada penambahan alat yang membutuhkan modifikasi sistem kelistrikan seperti televisi atau monitor sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dari produsen.

"Pengambilan arus listrik untuk alat tambahan seperti monitor atau televisi tidak boleh sembarangan. Sekeringnya tidak boleh dijumper. Penggunaan fuse atau sekeringnya harus sesuai dengan beban," katanya.

Dia menyebutkan untuk menghindari hal ini terjadi, operator harus sering melakukan perawatan sehingga penyebab atau faktor kemungkinan terjadi kebakaran bisa diminimalisir.

"Kuncinya adalah perawatan yang baik. Karena kalau ada yang salah dengan kendaraan bisa langsung diperbaiki," katanya.

Pernyataan Iwan terkait dengan bus Transjakarta milik operator Lorena yang pagi tadi terbakar di Halte UI Salemba, Jakarta Pusat.

Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta Kosasih geram kepada Lorena yang dianggap tidak menjaga kualitas bus yang dioperasikan.

Kebakaran bus tadi pagi dimulai dari kompartemen mesin yang menjalar ke body bagian belakang dari bus gandeng bermerk Komodo tersebut.

"Saya benar-benar marah kepada Lorena karena kejadian ini. Ada dua hal yang saya tegur keras langsung ke Direksi Lorena, Pertama, mereka tidak menjaga kualitas bus yang mereka operasikan," katanya.

"Bus merek Komodo yang mereka gunakan itu baru saja selesai direkondisi dan baru dioperasikan beberapa hari lalu. Tapi hari ini tiba-tiba terbakar. Apakah busnya atau pelaksanaan rekondisi di karoserinya yang bermasalah? Lalu, mengapa apinya menjalar cepat sekali? Ini artinya mereka tidak memakai bahan tahan api saat rekondisi. Quality Control mereka bagaimana?" kata Kosasih.

Kedua, Kosasih terkejut karena alat pemadam api ringan yang ada di dalam bus ternyata kosong.

"Ini pelanggaran ketentuan kontrak. Kami akan denda dua kali karena ada dua kejadian itu," kata Kosasih.

"Kami bersyukur tidak ada korban karena semua personil kami sudah terlatih untuk evakuasi penumpang. Tapi hal ini sama sekali tidak dapat diterima. Semua bus Lorena yang dioperasikan akan segera kami kandangkan untuk diperiksa oleh personil teknis kami dan juga kami minta Lorena memanggil teknisi dari Komodo untuk bersama-sama teknisi kami melakukan audit dan pemeriksaan teknis terhadap 12 bus sisanya," kata Kosasih.

Operator Lorena mengoperasikan 13 bus gandeng sesuai kontraknya dengan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pengelola Transjakarta Busway yang sesuai Peraturan Gubernur nomor 99/2014 dan dilanjutkan oleh PT. Transportasi Jakarta terhitung mulai tanggal 1 Januari 2015.

Akibat insiden itu, Kosasih memastikan akan melakukan audit ke seluruh operator.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI