Suara.com - Bekas Presiden Timor Leste, Ramos Horta, dipuji punya insting Tuhan karena sudah sesumbar meramal kalau pertemuan perubahan iklim dunia Conference of the Parties 21 (COP21) yang bakal digelar di Paris, Prancis, pada Desember 2015 bakal sukses.
Ramos Horta yang sempat didapuk menjadi pembicara kunci dalam pertemuan para pakar dan ilmuwan lingkungan hidup Regional Forum on Climate Change (RFCC) di Bangkok, Thailand, mengungkapkan rasa optimistisnya COP21 sukses.
Dia sempat bercerita kalau pada 2009 juga pernah meramalkan serupa saat pertemuan perubahan iklim COP15 di Copenhagen dan menyebutnya bakal menemui kegagalan.
“Saat itu banyak yang bicara antusias soal pertemuan di Copenhagen, hanya saya yang bilang ‘ah tidak. Kesepakatan tidak akan terjadi’,” cerita Ramos Horta yang kini menjabat sebagai High Level Independent on UN Peace Operations, Bangkok, Kamis malam (6/3/2015).
Sementara untuk pertemuan COP21, Ramos Horta, kini punya pendapat sebaliknya.
“Saya punya insting bagus soal ini. Lingkungan sudah berubah signifikan saat ini dan kita dapat mendapat kabar baik hari ini dari Amerika dan Cina serta Korea (soal sikap atas perubahan iklim),” tambahnya lagi.
Amerika yang hingga kini menolak Kyoto Protokol dan Cina, negara industri di Asia yang juga penyumbang emisi terbesar di dunia, pada Juni 2015 berhasil kesepakatan bilateral untuk mengurangi emisi.
Cina, seperti dikutip dari Reuters, juga sudah mengklaim akan mengurangi emisi CO2 (karbon) per unit produk domestik bruto oleh 60-65 persen dari 2005 hingga 2030.
Keburu sesumbar soal suksesnya pertemuan COP21, jurnalis Filiphina dari Daily Inquirer, John Nerry, menyebut Ramos Horta punya tangan Tuhan.
Dipuji demikian, Ramos Horta hanya bisa tersenyum dan membalasnya degan respon kalau perubahan iklim bukan hanya urusan uang dan politik saja, melainkan sudah menjadi urusan setiap orang saat ini.
“Akan ada ratusan ribu aktivis di Paris dan diplomasi dan politisi bukan lagi prerogative,” ujarnya.