Suara.com - Pemerintah Jepang menyatakan siap membantu Yunani untuk lepas dari krisis. Jepang akan terus memantau perkembangannya.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan hal itu, Jumat (3/7/2015) ini dalam siang kabinet. Dia mengatakan akan terus memantau dengan dekat pergerakan pasar Yunani. Jepang pun menyatakan akan terlibat, berusaha untuk menyelesaikan krisis.
Dia menginstruksikan stafnya untuk bekerja sama dengan Bank of Japan untuk menanggapi pasar bergerak.
Sebelumnya, Yunani menegaskan tidak akan membayar utang sebesar 1,6 miliar Euro atau setara Rp23,8 triliun kepada Dana Moneter Internasional (IMF) meski waktu jatuh tempo pembayaran adalah Selasa (30/6/2015). Di saat bersamaan, Komisi Uni Eropa masih berupaya merayu Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras untuk menerima tawaran dana talangan yang ia tolak sebelumnya.
Jika Yunani tetap pada pendiriannya, Direktur IMF Christine Lagarde akan segera menyatakan bahwa negara tersebut "berutang", sebuah pernyataan halus untuk menyebut bahwa mereka "gagal bayar". Yunani sudah menerima dana talangan hampir 240 miliar Euro dari Uni Eropa dan IMF sejak tahun 2010. Menteri Keuangan Yanis Varoufakis mengatakan, dana tersebut tidak banyak berguna bagi Yunani.
Perekonomian Yunani menurun hingga lebih dari 25 persen sejak tahun 2009. Sementara itu, angka pengangguran membengkak hingga 25 persen, di mana 50 persennya dari kalangan pemuda. (Reuters)