Suara.com - Sore ini, jenazah Lettu Pnb Pandu, copilot pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, dimakamkan di kampung halaman, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta, dengan upacara militer.
Suasana duka dan isak tangis mengiringi proses pemakaman. Jenazah Pandu dimakamkan di pemakaman umum yang terletak di depan rumah.
Sebelum jenazah datang, ayah, ibu, istri sudah berada di depan rumah. Berkali - kali, Dewi Wulandri, istri Pandu, berusaha menahan tangis dengan menarik nafas panjang.
Namun, begitu jenazah suaminya tiba, dan didoakan, air mata Dewi dan ibu Pandu, Sri Haruni, langsung pecah.
"Ayah... ayah... ayah...." kata Dewi sambil bercucuran air mata. Tangannya memegang peti lelaki yang dikenalnya sejak sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Sambil terisak - isak, Dewi meletakkan topi berwarna biru yang menjadi kebanggaan suami di atas peti jenazah.
Sri Haruni menangis keras.
"Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar, Selamat jalan nak, selamat jalan, ibu ikhlas nak, ibu ikhlas Pandu," katanya.
Pandu menjadi salah satu korban meninggal setelah pesawatnya jatuh di Medan, Sumatera Utara. Ironisnya, dua hari lagi ternyata menjadi hari ulang tahun Pandu yang lahir pada 4 Juli 1989.
Sementara itu, selain Lettu Pandu, siang tadi tujuh jenazah korban pesawat Hercules lainnya juga mendarat di Lapangan Udara Adisucipto, di antaranya Kopda Mujiman, Pratu Warsiyanto, Serda Agung Budiarto, Kopda Saryanto, Prada Alfian Zulfikar, Sertu Pasukan Irianto Sili, dan Serka Sutrisno.