Suara.com - Pendeta dari Gereja Kristen Protestan Sumba meminta bantuan pendeta Gereja Kristen Protestan Bali untuk mendampingi tersangka pembunuh Angeline, Agustinus.
"Kami datang ke sini hanya akan melakukan pendampingan rohani. Tadi kita sudah mengadakan janji kalau mau bertemu dengan Agus, tapi sampai saat ini kami belum bertemu dengan dia," kata pendeta dari Gereja Kristen Protestan Ferdinand Ludji didampingi I Gusti Made Alit Puria di Polresta, Denpasar, Kamis (2/7/2015).
Ada dua pendeta dari Gereja Kristen Protestan yang hari ini datang ke Polresta Denpasar.
Ferdinand menambahkan merupakan kewajiban untuk melakukan pendampingan rohani terhadap Agus agar lelaki asal Nusa Tenggara Timur itu bisa tenang dan bicara jujur kepada penyidik.
"Pendampingan rohani ini agar dia bicara jujur keluar dari hati nurani," katanya.
Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.
Dalam kasus Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang menjadi tersangka kasus pembunuhan. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu Margaret dan kedua Margaret. Sebelumnya, Margaret juga sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penelantaran anak.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).
Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah Margaret, dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015).
Jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.