Ayahanda Personel Paskhas Ini Hanya Bisa Pasrah

Rabu, 01 Juli 2015 | 08:01 WIB
Ayahanda Personel Paskhas Ini Hanya Bisa Pasrah
Suasana evakuasi jenazah korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga Kopda Erie Ageng, salah satu penumpang pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Medan, Sumatra Utara, pada Selasa (30/6/2015) siang, mengaku hanya bisa pasrah.

Mujiyono, ayah Kopda Erie Ageng, di Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta, pada Rabu dini hari, mengatakan bahwa Erie merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ibunya telah meninggal dunia.

"Kami serahkan semua pada Allah. Kami berharap, anak kami dalam kondisi baik," kata Mujiyono.

Mujiyono mengatakan, pertemuannya sendiri dengan Erie terakhir kali adalah enam bulan lalu, di Mabes TNI AU di Jakarta. Erie pernah mengutarakan ingin menyekolahkan anaknya di Kulon Progo. Namun nyatanya,Erie lebih dulu gugur dalam perjalanan menuju tempat tugas.

Mujiyono sendiri tampak tegar dengan kenyataan ini, serta terlihat pasrah. Sejauh ini menurutnya, belum dapat dipastikan apakah jenazah Erie akan dimakamkan di Pengasih, atau di Pekanbaru tempat asal istri almarhum Erie.

"Erie sendiri meninggalkan satu putra," tuturnya.

Diketahui, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Pnb Shandy Permana itu melaksanakan take off dari Lanud Soewondo Medan, pada 11.48 WIB, Selasa (30/6), menuju Lanud Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan misi melaksanakan Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM).

Sebelumnya, Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Roesmin Nurjadin, Kapten Sus Rizwar di Pekanbaru, menjelaskan ada 10 personel Paskhas di dalam pesawat itu. Mereka adalah Sertu Irianto Sili, Serda Sugianto, Kopda Sarianto, Kopda Mujiman, Kopda Endria W, Kopda Erie Ageng, Pratu Sepri Doni, Pratu Warsianto, Pratu Rudi Hariono, serta Pratu Hardianto Wibowo.

Dalam keteranganya, Rizwar menyebutkan bahwa pesawat nahas itu difungsikan untuk mengantar logistik rutin, dengan rute dari Jakarta ke Pekanbaru, Dumai, Medan, Tanjung Pinang, Ranai, dan Pontianak. [Antara]

REKOMENDASI

TERKINI