Firasat Buruk Orangtua Korban Jatuhnya Hercules

Ardi Mandiri Suara.Com
Selasa, 30 Juni 2015 | 23:29 WIB
Firasat Buruk Orangtua Korban Jatuhnya Hercules
Petugas memadamkan api di pesawat Hercules yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). [Antara/Irsan Mulyadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Omar Amir, 62, orangtua korban jatuhnya Hercules mengaku memiliki firasat buruk sebelum pesawat  nahas mengalami kecelakaan maut di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015). 

"Saya sudah ada firasat, sejak empat hari yang lalu jantung agak berbedar tak menentu," kata Omar, ketika ditemui di rumahnya di Jalan Adisucipto Gg. Nusa Indah No 59, Pekanbaru.

Omar adalah ayah kandung Tri Astuti Indah Sari, yang merupakan istri Serda Ainul Abidin. Tri beserta suami dan kedua anaknya yakni Rizky Putri Ramadhani (11) dan Muhammad Arif Wicaksono (7) menjadi bagian dari korban jatuhnya Hercules.

"Saya akhirnya mengikhlaskan dan rela saja, kalau mereka harus berangkat hari ini. Dan sekarang pun saya dan keluarga sudah ikhlas apa pun yang akan terjadi," katanya.

Firasat lain yang dirasakannya adalah ketika melihat Tri mendadak menjadi pendiam beberapa hari sebelum keberangkatan. Padahal, biasanya, Tri sangat periang dan selalu ceria.

Selain itu, ia juga merasakan ada keanehan sebelum keluarganya berangkat karena mainan kesayangan cucu kecilnya, Muhammad Arif Wicaksono tertinggal di rumahnya.

Mainan itu berupa miniatur pedagang bakso dengan gerobak dari plastik. Menurutnya, mainan itu tidak pernah lepas dari tangan cucunya.

"Saya heran kenapa bisa tertinggal, biasanya tidak pernah lepas selalu dibawa ke mana-mana," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa keberangkatan Serda Ainul Abidin sekeluarga menuju Ranai, Kabupaten Natuna, untuk bertugas. "Jadi rencananya mereka semua akan pindah ke Natuna, cucu saya juga sudah diurus untuk pindah sekolah di sana," katanya.

Ia mengatakan malam sebelum keberangkatan, seluruh pihak keluarga berkumpul di rumahnya untuk menggelar selamatan dan berdoa bersama. Setiap anggota keluarga yang lebih tua memberikan nasehat dan wejangan agar mereka selamat tiba di Natuna.

"Saya masih ingat dia (menantu-RED) berkata bahwa akan menjaga anak dan cucu saya sampai akhir hayatnya," kata Omar Amir sambil meneteskan air mata. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI