Suara.com - Yunani menegaskan tidak akan membayar utang sebesar 1,6 miliar Euro atau setara Rp23,8 triliun kepada Dana Moneter Internasional (IMF) meski waktu jatuh tempo pembayaran adalah Selasa (30/6/2015) malam ini. Di saat bersamaan, Komisi Uni Eropa masih berupaya merayu Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras untuk menerima tawaran dana talangan yang ia tolak sebelumnya.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis, saat dimintai keterangan dalam perjalanannya ke Kementerian Keuangan hari ini.
"Tidak," jawabnya singkat saat ditanyai wartawan terkait hal itu.
Jika Yunani tetap pada pendiriannya, Direktur IMF Christine Lagarde akan segera menyatakan bahwa negara tersebut "berutang", sebuah pernyataan halus untuk menyebut bahwa mereka "gagal bayar".
Yunani sudah menerima dana talangan hampir 240 miliar Euro dari Uni Eropa dan IMF sejak tahun 2010. Menteri Keuangan Yanis Varoufakis mengatakan, dana tersebut tidak banyak berguna bagi Yunani.
Perekonomian Yunani menurun hingga lebih dari 25 persen sejak tahun 2009. Sementara itu, angka pengangguran membengkak hingga 25 persen, di mana 50 persennya dari kalangan pemuda.
Yunani akan menggelar referendum untuk menentukan apakah mereka akan menerima paket reformasi ekonomi dari Uni Eropa atau tidak pada hari Minggu, 5 Juli mendatang. Jika menerima, Yunani diharuskan kembali melakukan penghematan anggaran, mencakup kenaikan pajak dan pemotongan gaji pegawai negeri.
Berdasarkan sejumlah polling, sebagian besar warga Yunani menginginkan untuk menerima dana tersebut dan tetap bergabung dengan Uni Eropa. Namun, puluhan ribu demonstran anti-penghematan anggaran yang menggelar aksi di Athena pada hari Senin (29/6/2015), menunjukkan banyak pula warga yang tidak mau terus-menerus ditekan para kreditur Eropa. (Reuters/News.com.au)