Suara.com - Komisi I DPR menetapkan Selasa (30/6/2015) adalah jadwal pemaparan visi misi calon Kepala Badan Intelijen Negara, Sutiyoso
Sehari menjelang pemaparan visi misi calon Kepala BIN, gabungan Relawan Jokowi menemui pimpinan Komisi I untuk menyampaikan dukungan kepada Sutiyoso.
"Kami dari gabungan relawan Jokowi yang tetap konsisten dan mendukung penuh segala keputusan Presiden dengan ini menyatakan sikap di hadapan Komisi I," ujar perwakilan relawan Jokowi, Camel Petir, di ruang Sekretariat Komisi I, Senin (29/6/2015). "Meski demikian kami tetap menghormati segala keputusan dan mekanisme yang sementara berjalan baik di Eksekutif maupun legislatif."
Dalam pertemuan dengan pimpinan Komisi I, Sylver Matutina dan rekan-rekannya menyerahkan petisi dan pernyataan sikap sebagai bentuk dukungan kepada Sutiyoso.
Petisi tersebut diterima pimpinan Komisi I dari Fraksi Gerindra Asril Hamzah Tanjung.
Sementara itu, perwakilan korban Kudatuli yang dikenal dengan kasus penyerangan 27 Juli 1996 di Markas DPP PDI yang tergabung dalam Tim Pembela Demokrasi Indonesia menemui Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Budi Waseso di Mabes Polri, Senin (29/6/2015) sore. Mereka meminta polisi mengusut kasus pelanggaran HAM yang dia alami.
Tim Pembela Demokrasi Indonesia menuntut kejelasan penanganan kasus tersebut.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia Petrus Salestinus mengatakan 19 tahun silam kasus itu ditangani Polri dan Tim Koneksitas yang dibentuk tahun 2000 untuk menyelidiki kasus yang diduga melibatkan Sutiyoso yang ketika itu masih di militer. Itu sebabnya, penunjukan Sutiyoso menjadi Kepala BIN dinilai mencederai prinsip negara hukum.
"Padahal hasilnya sudah ditetapkan 32 tersangka dari TNI/Polri dan sipil. Termasuk di dalamnya Sutiyoso dan Soerjadi. Mereka ditetapkan sebagai tersangka atas pidana kekerasan, penganiayaan, perusakan, dan pembakaran pada 27 Juli," kata Petrus.