Suara.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Aries Merdeka Sirait mengaku trauma atas kebakaran yang menimpa kantornya pada Sabtu (27/6/2015) malam. Dalam kasus ini, satu ruangan khusus untuk penyimpanan berkas-berkas kasus kekerasan terhadap anak hangus, tak terkecuali berkas pembunuhan Angeline (8).
"Setelah saya sampai di sini alami trauma berat karena yang terbakar empat ruangan. Satu vital gudang penyimpanan data dari 2010 dan laporan komnas. Itu juga nggak tersisa. Itu buat prihatin kita. Itu habis dan sekarang belum ada back up datanya," kata Aries di kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (28/6/2015).
Arist menambahkan ruangan sekretaris jenderal yang ikut terbakar juga merupakan tempat untuk menyimpan data kelembagaan.
"Di ruangan sekjen di tengah ruang penyimpanan data itu sebelahnya sekjen. Simpan dokumen kelembagaan. Habis semua biasanya disimpan di ruang sekjen," katanya.
Ruangan lain yang terbakar adalah dua ruangan yang biasa ditempati pegawai Kementerian Sosial dan ruangan untuk tempat singgah aktivis perlindungan anak di daerah.
"Lalu dua kamar lagi adalah tempat di mana selama ini pegawai kemensos tinggal sama kami. Habis juga. Tempat transit anak dari daerah," katanya.
Meski trauma, Arist mengatakan akan tetap memperjuangkan perlindungan anak.
"Ada ancaman akan dituntut dan sebagainya. Saya dengan Kak Seto sejak awal tidak akan menyerah atau menunduk ketika bela anak anak. Mudah mudahan nggak menyurutkan semangat kami buat berjuang," katanya.
Kebakaran yang menimpa kantor Komnas PA tak hanya sekali ini terjadi. Menurut catatan, sudah dua kali terbakar.
Kasus kebakaran yang pertama terjadi ketika Dewan Konsultatif Nasional KPAI Seto Mulyadi masih menjabat sebagai Komisioner Komnas PA.
"Kami Komisioner Komnas PA untuk kedua kali trauma dalam pembakaran ini. Saya kira Kak Seto sempat di sini juga," katanya.