Suara.com - Simpati masyarakat terhadap Angeline, bocah berusia delapan tahun di Bali yang meninggal secara mengenaskan, terus mengalir hingga hari ke-44, Minggu (28/6/2015).
Hari ini, warga Solo kembali menyelenggarakan aksi simpatik di area car free day, Jalan Slamet Riyadi.
Meski sudah kali ketiga ini digelar, tetap saja jumlah warga yang membubuhkan tandatangan dan harapan serta doa banyak. Tak sedikit pengunjung yang kebetulan melintas di depan kawasan Taman Sriwedari berhenti sejenak untuk menulis di kain putih panjang yang digelar di atas aspal.
Dwi salah satunya. Warga Solo ini sengaja menuliskan doa untuk Angeline agar bocah itu mendapat tempat di surga. Ibu satu anak ini mengaku prihatin dengan apa yang dialami Angeline.
“Prihatin dan kasihan. Apalagi saya juga punya anak. Kok ya bisa orang sampai seperti itu memperlakukan anak kecil bahkan dianiaya hingga tewas,” tuturnya.
Hal senada juga diutarakan Indah, warga Karanganyar. Ia mengaku geram dengan apa yang terjadi pada Angeline. Ia pun berharap agar siapapun pelaku pembunuhan terhadap Angeline bisa dihukum seberat-beratnya.
“Kalau perlu hukum mati saja. Apa yang dilakukannya itu sungguh biadab. Apalagi ini anak kecil yang harusnya dilindungi,” katanya.
Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.
Dalam kasus Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang tersangka. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu rumah Angeline, ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan. Kedua, Margaret, jadi tersangka kasus penelantaran anak. Sampai saat ini, polisi masih mencari dalang pembunuhan.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).