Polisi Didesak Cari Otak Pembunuhan Angeline

Minggu, 28 Juni 2015 | 09:09 WIB
Polisi Didesak Cari Otak Pembunuhan Angeline
Pengumpulan tandatangan untuk penuntasan kasus Angeline di Bali, Minggu (28/6/2015). (suara.com/Luh Wayanti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekelompok orang yang menatasnamakan diri Jaringan Peduli Perempuan Anak Korban Kekerasan (JPAKK) mengumpulkan tandatangan kepedunian terhadap kasus Angeline. Mereka mendesak polisi cepat menemukan otak pembunuhan Angeline.

Ribuan masyarakat yang olahraga di lapangan Bajra Sandi, Renon, Denpasar satu persatu berdatangan memberikan tandatangannya untuk Angeline. Koordinator Lapangan JPAKK, Luh Putu Angraeni mengatakan sudah dua minggu otak dari pembunuhan tersebut belum terungkap.

"Pengumpulan tandatangan ini kami mendesak kepada pihak yang berwenang untuk menuntaskan kasus ini," jelasnya di Denpasar, Minggu (28/6/2015).

Rencananya, tandatangan itu akan dibawa ke Polda Bali. "Biar mereka tahu bahwa kasus ini menjadi sorotan masyarakat. Kami ingin kasus ini cepat selesai," ungkapnya.

Sebelumnya, Polda Bali mengelar gelar perkara kasus pembunuhan dan penelantaran anak Engeline Margriet Megawe (Angeline) di Mapolda Bali, Denpasar, Sabtu (27/6/2015).

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hery Wiyanto mengatakan gelar perkara dilakukan antara Polda Bali dan Polresta Denpasar soal alur kasusnya. Dia mengatakan gelar perkara tersebut dimulai pukul 10.00 WITA hingga pukul 14.30 WITA dan dipimpin langsung oleh Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie.

Selain itu juga ada tim Inafis dari Mabes Polri, dokter, Kasat Rekrimum Polresta Denpasar dan Direskurimum Polda Bali. Dia menambahkan, bahwa dari gelar perkara tersebut untuk mengolah ketarangan saksi-saksi, tersangka dan temuan-temuan barang bukti yang ada.

Seperti diketahui bahwa Polda Bali telah menetapkan Agus sebagai tersangka pembunuh Angeline. Sementara Margriet Christina Megawe (Margaret) ibu angkat Angeline dijadikan tersangka penelantaran anak dan kekerasan rumah tangga. (Luh Wayanti)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI