Suara.com - Ribuan wisatawan asing meninggalkan Tunisia pasca-aksi teror menewaskan 38 orang di negara tersebut. Aksi yang dilakukan oleh ISIS telah membuat Wisatawan ketakutan, hingga amat tergesa-gesa meninggalkan Tunisia.
Perdana Menteri Tunisia Habib Essid menyatakan bahwa pihaknya akan menempatkan pasukan keamanan di sepanjang pantai di hotel selama beberapa bulan ke depan.
Habib menjelaskan bahwa korban tewas kebanyakan berasal dari Inggris. Sisanya berasal dari Jerman, Belgia dan Prancis.
"Ini pukulan berat bagi Tunisia. Ini serangan yang paling mematikan dalam sejarah Tunisia," kata Habib seperti dikutip dari Antara, Sabtu (27/6/2015).
Seperti diketahui, aksi teror yang belakangan diklaim oleh ISIS terjadi di tiga negara, yaitu Kuwait, Tunisia, Prancis. Di Kuwait, serangan teroris berupa bom bunuh diri menewaskan 13 orang. Serangan berlangsung saat digelarnya Salat Jumat.
Sedangkan di Tunisia, serangan terjadi di Hotel Riu Imperial Marhaba, di Port El Kantaoui, yang dilaporkan menewaskan 38 turis dan melukai puluhan lainnya.
Sementara di Prancis, serangan terjadi di pabrik kimia "Air Product", berlokasi di Isere, sekitar 25 kilometer selatan Lyon, yang menewaskan satu orang dan menyebabkan dua lainnya luka-luka.
Ketiga serangan teror tersebut telah mengakibatkan 51 korban jiwa dan banyak warga luka-luka.