Suara.com - Bayi kembar siam dempet kepala asal Aceh, Fitri Rahmawati dan Fitri Sakinah yang dirawat di RSPAD Gatot Subroto sejak tanggal 16 Juni 2015, tengah menjalani operasi pemisahan tahap pertama sejak pukul 08.30 WIB, di ruang operasi RSPAD Gatot Subroto.
Dipilihnya RSPAD Gatot Subroto Jakarta sebagai lokasi pemisahan kedua bayi kembar siam ini menurut Ketua Tim Medis Letkol Cam dr Agus Yunianto, SpBS dalam keterangan resminya, dilatarbelakangi oleh kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan untuk menangani bayi kembar siam ini.
Antara lain ketersediaan alat Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang mempunyai kemampuan untuk memberi gambaran otak lebih jelas.
Kemudian CT Scan Angiografi dan 3 dimensi untuk memberikan gambaran tulang tengkorak secara 3 dimensi. Dan adanya alat Digital Substraction Angiografi (DSA) yang memiliki kemampuan melihat dinamika aliran darah dari jantung sampai ke otak lebih detail, baik arteri maupun vena sehingga bisa dilakukan rekonstruksi aliran darah.
"Ditambah dengan keberadaan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Brigjen TNI dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K)RI yang memiliki keahlian di bidang intervensi pembuluh darah otak untuk membantu mendiagnosa pembuluh darah di otak bayi kembar siam ini," kata dokter Agus.
Tim dokter RSPAD Gatot Subroto yang dikerahkan untuk menangani pasien bayi kembar siam ini berjumlah 38 orang yang terdiri dari dokter spesialis maupun sub spesialis. Diantaranya, Radiologi Intervensi, Bedah Saraf, Anastesi dan Intensivis, Ahli Anak, Ahli Jantung Anak, serta Ahli Gizi.
Kondisi bayi kembar siam dempet kepala atau dalam istilah medis disebut Craniopagus ini juga pernah dialami bayi kembar Yuliani dan Yuliana, 28 tahun silam yang berhasil ditangani tim dokter dari seluruh Indonesia di RS Cipto Mangunkusumo.