Saksi Mata: Pelaku Penembakan Tunisia Seleksi Korbannya

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 27 Juni 2015 | 10:00 WIB
Saksi Mata: Pelaku Penembakan Tunisia Seleksi Korbannya
Jenazah seorang korban penembakan di Sousse City, Tunisia. (Reuters/Amine Ben Aziza)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu persatu detil peristiwa penembakan di Sousse City, Tunisia, hari Jumat (26/6/2015) terungkap lewat pengakuan sejumlah saksi mata. Menurut para saksi, si pelaku sempat berpura-pura sebagai turis, bahkan bercanda tawa dengan orang-orang yang akan ia tembaki.

Tertawa dan bercanda di antara para turis yang sedang berjemur di tepi pantai, si pelaku tampak seperti turis lainnya. Ternyata, Seifeddine Yacoubi, sang pelaku, sedang memilih korban yang bakal ia bantai dengan senapan Kalashnikov-nya.

Turis asal Inggris menjadi target utama Yacoubi. Namun, faktanya, tak hanya turis Inggris, sejumlah turis lain dari Jerman, Belgia, dan Tunisia ikut jadi korbannya.

"Ia tertawa dan bercanda ke sana kemari, seperti orang biasa," ujar seorang saksi mata seperti dikutip Daily Mail.

"Ia memilih mana saja yang akan ia tembak. Kepada beberapa orang, Yacoubi mengatakan "kamu pergilah". Ia memiliih turis, Inggris dan Prancis," lanjut si saksi mata.

Banyak turis langsung lari dan mengunci diri mereka di kamar setelah lelaki 23 tahun yang ternyata mahasiswa itu melepaskan tembakannya.

Olivia Leathley, (24), seorang juru masak dari Choriton, Manchester, mengatakan bahwa ia dan pacarnya selamat dari pembantaian di hotel Imperial Marhaba itu karena sedang mengisi daya ponsel di kamarnya.

"Kami lalu mendengar tembakan dari dalam hotel. Seseorang berteriak "lari" maka kami pun berlari kencang ke semua arah," kata Olivia.

"Suara senapan mesin itu amat dekat, terdengar seperti berada di belakang kami. Lalu saya menelepon ayah saya dan mengatakan "aku sayang ayah"," lanjutnya.

"Saya kemudian bertemu dengan seorang perempuan yang mengatakan suaminya tertembak di bagian perut, ia berdarah banyak namun harus meninggalkannya sendirian di sana," kata Olivia. (Daily mail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI