Suap DPRD Muba, KPK Periksa Politisi Gerindra

Jum'at, 26 Juni 2015 | 11:41 WIB
Suap DPRD Muba, KPK Periksa Politisi Gerindra
Salah satu tersangka hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, saat dibawa petugas ke Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (20/6/2015). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPRD Musi Banyuasin (Muba) dari Fraksi Partai Gerindra, Adam Munandar menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (26/6/2015).

Adam yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi suap pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kabupaten Muba Tahun 2015 itu tidak mau memberikan keterangan perihal pemeriksaan itu.

Dengan mengenakan rompi tahanan KPK, Adam yang terjaring pada operasi tangkap tangan (OTT) lalu itu memilih bergegas memasuki gedung KPK ketimbang memberikan keterangan kepada awak media.

Sementara itu, menurut Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha Adam bakal dimintai keterangan sebagai saksi untuk Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, Bambang Karyanto yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka kasus tersebut.

"Dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka BK (Bambang Karyanto)," kata Priharsa.

Kemarin, Bambang sudah dimintai keterangan oleh penyidik KPK bersama dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Beppeda) Muba, Fasyar, dan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Muba, Syamsudin Fei.

Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan empat tersangka dalam dugaan suap kepada anggota DPRD Muba. Mereka adalah Anggota DPRD Bambang Karyanto, Anggota DPRD Adam Munandar, Kepala DPPKAD Muba, Syamsudin Fei dan Kepala Beppeda Muba, Fasyar.

Bambang dan Adam yang diduga sebagai penerima suap dikenakan Pasal 12 huruf a, Pasal 12 huruf b, Pasal 11 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Sementara, Syamsudin dan Fasyar sebagai pemberi suap dijerat dengan Pasal 5 ayat (1) huruf b, Pasal 13 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Keempat diciduk saat bertemu di rumah Bambang di Jalan Sanjaya, Alang-alang, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 19 Juni pukul 20.43 WIB. Saat penangkapan, penyidik KPK menemukan uang tunai sekitar Rp2,567 miliar dalam pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu dalam tas merah marun. Mereka berempat telah meringkuk sementara di Rutan KPK.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI