Suara.com - Jaringan Peduli Perempuan dan Anak Korban Kekerasan menyelenggarakan doa bersama untuk arwah bocah berusia delapan tahun yang menjadi korban pembunuhan, Engeline Margriet Megawe (Angeline), di Denpasar, Bali, Kamis (25/6/2015).
"Semua pemuka yang ada kami panggil untuk mendoakan Angeline, agar arwah dia diterima disisi Tuhan. Dan kasus ini cepat selesai terungkap," kata Koordinator Jaringan Peduli Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Luh Putu Angraeni.
Angraeni mengatakan pembunuhan Angeline telah menyentak kesadaran masyarakat.
Doa bersama dihadiri ratusan orang dari berbagai LSM dan pemuka agama dari berbagai agama yang ada di Bali.
Selain doa bersama, mereka juga menyatakan sikap mengutuk keras aksi pembunuhan putri asal Banyuwangi, Jawa Timur.
"Selain itu kami juga mendesak pihak kepolisian untuk sungguh-sungguh bekerja keras mengungkapkan fakta-fakta terkait pembunuhan adik kita Angeline," katanya.
Jaringan Peduli Perempuan dan Anak Korban Kekerasan menghimbau masyarakat untuk serius mengawasi kinerja polisi dan penegak hukum agar kasus Angeline diselesaikan secara adil.
"Kami juga mendesak pemerintah dari berbagai instansi untuk mencegah adanya penelantaran anak," katanya.
Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.
Dalam kasus Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang tersangka. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu rumah Angeline, ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan. Kedua, Margaret, jadi tersangka kasus penelantaran anak.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).
Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah Margaret, dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015).
Jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.
Dari hasil autopsi RS Sanglah, di lehernya ditemukan bekas jeratan dan banyak sekali tanda kekerasan akibat benda tumpul, bahkan sundutan rokok di tubuh bocah tersebut. Ia juga menjadi korban perbuatan asusila yang dilakukan Agus. Kekerasan yang diterima Angeline diduga sudah berlangsung lama. (Luh Wayanti)