Suara.com - Dokter Rumah Sakit Bhayangkara, Denpasar, Bali, mengambil sampel darah kedua anak kandung Margriet Christina Megawe (Margaret), Yvonne Caroline Megawe dan Christina Telly Megawe, Kamis (25/6/2015).
"Itu sesuai dengan permintaan Polresta Denpasar, keduanya diambil sampel darahnya," kata Jefri Kam, salah satu kuasa hukum Margaret, yang mendampingi Christina dan Yvonne, di RS Bayangkara.
Sekitar pukul 15.00 Wita kedua perempuan tersebut masuk ke RS Bhayangkara. Satu jam kemudian, mereka keluar dari rumah sakit dan langsung menuju mobil.
"Tadi pengambilan darahnya ada 3 CC, mbak Christina 3 CC dan mbak Yvonne juga sama 3 CC," kata Jefri.
Jefri mengatakan pengambilan darah tersebut merupakan bagian dari proses pengungkapan kasus pembunuhan Angeine.
Selain pengambilan darah, sidik jari Christina juga diambil.
"Kalau sidik jari milik mbak Yvonne sudah diambil Kamis lalu, sementara mbak Christina baru hari ini," katanya.
Sewaktu baru datang ke rumah sakit tadi, Yvonne tidak mau memberikan penjelasan kepada wartawan.
"Maaf ya, maaf maaf permisi," katanya.
Menurut informasi, sampel darah tersebut nanti akan dicocokkan dengan bercak darah yang ditemukan di tempat kejadian perkara yang sudah dianalisa tim forensik dan Inafis Mabes Polri.
Sebelumnya, darah Margaret, dan Agustinus, serta saksi bernama AA juga diambil oleh penyidik Polresta Denpasar.
Pengambilan darah ini sebenarnya dijadwalkan pada Selasa 23 Juni 2016 lalu, namun Polresta Denpasar membatalkan.
Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.
Dalam kasus Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang tersangka. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu rumah Angeline, ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan. Kedua, Margaret, jadi tersangka kasus penelantaran anak.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).
Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah Margaret, dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015).
Jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.
Dari hasil autopsi RS Sanglah, di lehernya ditemukan bekas jeratan dan banyak sekali tanda kekerasan akibat benda tumpul, bahkan sundutan rokok di tubuh bocah tersebut. Ia juga menjadi korban perbuatan asusila yang dilakukan Agus. Kekerasan yang diterima Angeline diduga sudah berlangsung lama.
Tim pendamping hukum orangtua kandung Angeline dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Denpasar Siti Sapurah tidak puas dengan apa yang disangkakan polisi kepada Margaret.
Siti mengaku heran dengan polisi yang hanya menetapkan Margaret menjadi tersangka penelantaran anak. (Luh Wayanti)