Suara.com - Ibu mertua dari salah satu anggota ISIS asal Australia meminta kepada pemerintah agar berkenan menolong putrinya dan lima cucunya keluar dari Timur Tengah. Permintaan itu disampaikan sang ibu, Karen Nettleton, setelah beredar kabar bahwa menantunya sudah tewas di medan tempur dan putrinya kini menjanda di negeri orang.
Sejumlah laporan menyebutkan, Khaled Sharrouf, menantu Karen yang bergabung dengan ISIS, sudah tewas saat berperang di Kota Mosul, Irak pekan lalu. Ia diberitakan tewas bersama rekannya, Mohamed Elomar.
Nama Sharrouf sendiri populer di media saat dirinya mengunggah foto dirinya dan putranya yang berusia tujuh tahun ke Twitter. Di foto tersebut, putra Sharrouf menggenggam potongan kepala tentara Suriah.
Salah satu putri Sharrouf menikah dengan Elomar, yang juga berpose dengan potongan kepala ketika usianya masih 13 tahun. Sharrouf dan keluarganya berangkat ke Suriah pada tahun 2013.
"Dengan kematian Mohamed Elomar dan sepertinya Khaled Sharrouf, putri saya dan cucu saya butuh cinta dan kasih sayang keluarga lebih dari sebelumnya untuk membantu mereka pulih dari trauma dan kerasnya perang yang mereka alami," kata Nettleton lewat sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa (23/6/2015).
"Berbeda dengan jutaan pengungsi di Irak dan Suriah, mereka punya tempat untuk pulang," lanjutnya.
"Sekarang ia adalah janda yang sendirian di tengah tanah asing dan merawat putrinya, yang sudah menjanda pula di usia 14 tahun, serta empat anak lainnya," ujar Nettleton.
Ia memohon kepada Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, untuk membawa mereka pulang.
"Tuan Abbott, saya memohon padamu, tolong bantu bawa anak dan cucu saya pulang," kata Nettleton.
Menanggapi permohonan tersebut, Abbott mengaku kasihan pada anak dan cucu Nettleton. Namun ia tetap memperingatkan kepada si ibu bahwa putrinya akan menerima konsekuensi berat jika pulang ke Australia nanti.