Setidaknya 18 Tewas dalam Penyerangan ke Pos Polisi Xinjiang

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 24 Juni 2015 | 11:38 WIB
Setidaknya 18 Tewas dalam Penyerangan ke Pos Polisi Xinjiang
Seorang warga Uighur di Urumqi, Xinjiang, Cina sedang menelpon di depan barisan tentara yang berjaga di balik jeruji besi (Reuters/Petar Kudjunzig).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setidaknya 18 orang tewas setelah beberapa warga dari etnis Uighur menyerang polisi dengan pisau dan bom di sebuah pos lalu lintas di Xinjiang, provinsi bagian Barat Cina, demikian dilaporkan Radio Free Asia, Rabu (24/6/2015).

Serangan mematikan itu terjadi pada Senin (22/6/2015) di sebuah distrik di selatan Kashgar, wilayah yang dalam beberapa tahun terakhir didera konflik horizontal antara warga etnis Uighur dengan warga mayoritas Han.

Beberapa penyerang menewaskan sejumlah petugas polisi dengan pisau dan bom, setelah menarak pos lalu lintas itu dengan mobil berkecepatan tinggi, demikian kata Turghun Memet, seorang petugas polisi yang berada di dekat lokasi.

Polisi bersenjata kemudian membalas serangan itu dan menembak mati 15 tersangka yang dicap teroris.

Serangan itu berlangsung di awal bulan suci Ramadan, ritual yang dirayakan oleh mayoritas warga Muslim Uighur di Xinjiang.

Ketegangan di Xinjiang memang kembali meningkat jelang dan saat Ramadan, setelah pemerintah Cina mengimbau warganya, terutama para anggota partai Komunis, pegawai negeri sipil, guru, dan pelajar untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan.

Beberapa hari jelang puasa, sebuah daerah di Xinjiang juga menggelar festival minum bir, yang menurut organisasi internasional Uighur merupakan bentuk provokasi terbuka terhadap umat Muslim lokal.

Pemerintah Cina sediri belum memberikan penjelasan terkait insiden yang berlangsung di Kashgar itu.

Selama ini Beijing selalu menuding kelompok separatis Uighur, yang bermarkas di Eropa dan Amerika Serikat, sebagai pemicu konflik di wilayah Xinjiang. Sementara Kongres Dunia Uighur menuduh Beijing menerapkan kebijakan diskriminatif dan represif terhadap minoritas muslim Uighur di Cina. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI