Suara.com - Sebuah survei yang dilakukan oleh YouGov mengungkapkan kalau sebagian besar warga dua negara industri besar dan maju, Inggris dan Amerika, ternyata tak begitu peduli dengan perubahan iklim.
Survei itu justru berbanding terbalik dengan warga di negara-negara Asian seperti Cina dan Indonesia.
Dari hasil survei YouGov pada rentang waktu 22 Mei sampai 27 Mei 2015, 17 persen warga Amerika dan 7 persen warga Inggris yang disurvei, ternyata tak sepakat dengan kesepakatan internasional yang berhubungan dengan perubahan iklim.
Sedangkan di Indonesia, angka survei hanya menunjukkan 1 persen warga yang pesimistis atas kesepakatan perubahan iklim antar pemimpin negara.
Masih dari hasil survei, warga di Cina malah menghasilkan angka fantastis, dimana 40 masyarakat negara tirai bamboo itu menginginkan agar pemerintahnya berperan aktif dan bisa memimpin kesepakatan perubahan iklim.
Hal ini menunjukkan kalau warga negara di Benua Asia malah lebih khawatir dan peduli atas perubahan iklim yang terjadi secara perlahan.
Sedangkan data dari Inggris dari Amerika, menurut YouGov, kemungkinan besar karena mereka menganggap perubahan iklim bukan masalah. Setidaknya angka survei yang menyebutnya bukan masalah sekitar 32 persen.
Sayangnya, YouGov seperti dilansir Independent, tidak menyebutkan berapa banyak warga di negara-negara tersebut yang terlibat dalam survei.
YouGov memprediksi dari data tersebut, khususnya dari warga Amerika, dikhawatirkan pertemuan internasional soal perubahan iklim di Paris pada Desember 2015 mendatang bakal menemui kendala dan mengecewakan. (Independent)