Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan supir tembak angkot D01 jurusan Ciputat-Kebayoran Lama nomor polisi B 1403 VTX yang tega memperkosa penumpangnya pada Sabtu (20/6/2015) dini hari, lebih berbahaya dibandingkan dengan keberadaan taksi Uber.
"Dua duanya (berbahaya). Tapi kalau supir angkot tembak lebih berbahaya. Uber taksi cuma masalah pelanggaran izin itu saja," ujar Ahok usai Safari Ramadan dan buka puasa bersama di kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (23/6/2015).
Agar kasus pemerkosaan di angkot tidak terulang kembali, Ahok mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan berusaha menyediakan transportasi massal yang layak untuk warga Jakarta dalam waktu dekat. Salah satu di antaranya adalah Transjakarta dan bus penghubungnya yang melayani sampai luar Jakarta.
"Makanya kita mau nambah bus tadi, tambah bus semua masuk (di bawah) Transjakarta, dan mereka punya sertifikat kita," kata Ahok.
Terkait taksi Uber, mantan Bupati Belitung Timur mengatakan walaupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak rugi oleh keberadaan taksi berbasis online ini, Ahok meyakini yang rugi adalah perusahaan taksi biasa.
"Saya nggak tahu (kerugian yang dialami Pemprov DKI), kerugian supir taksi yang jelas (terkait Uber). Ya pasti dong ada unsur melanggar pajak terima uang orang, tipu negara itu," kata Ahok.