Suara.com - Lie detector atau alat pendeteksi kebohongan hingga saat ini menjadi salah satu perangkat yang diandalkan untuk membantu mengungkap sebuah kasus kejahatan. Lie detector pulalah yang dipakai kepolisian untuk menguji kebenaran keterangan dari Agus, tersangka pembunuh Engeline Margriet Magawe (Angeline), bocah kelas 2 SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, Bali.
Berdasarkan catatan sejarah, perangkat yang juga dinamakan Polygraph itu sudah berulang kali berhasil menjerat tersangka kriminal atau mata-mata. Namun, tak jarang pula, penjahat kelas kakap atau agen spionase berhasil mengakali alat ini dan lolos dari tangan hukum.
Berikut ini adalah 5 orang yang sukses mengecoh polisi berkat kepiawaiannya menyiasati lie detector.
Gary Ridgway
Lelaki yang dikenal dengan julukan Green River Killer ini adalah salah satu pembunuh yang sukses membohongi lie detector pada tahun 1984 silam. Pembunuh berantai yang menghabisi nyawa 49 orang itu lolos dari tes kebohongan yang dilakukan oleh polisi dan FBI.
Bertahun-tahun kemudian, atau tepatnya pada tahun 2001, ia baru ditangkap kembali dan mengaku bersalah setelah polisi menemukan DNA Gary di salah satu mayat korbannya. Selama bebas, Gary sudah menghabisi tujuh orang perempuan lainnya.
Aldrich Ames
Lelaki bernama lengkap Aldrich Hazen Ames ini dikenal sebagai agen Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) yang merangkap sebagai mata-mata Uni Soviet dan Rusia.
Berawal dari kebocoran informasi intelijen, Ames akhirnya dijadikan salah satu tersangka. Hebatnya, Ames berhasil mengecoh uji kebohongan dengan polygraph, bahkan sampai dua kali, yakni pada tahun 1986 dan 1991.
Pada mulanya, Ames khawatir tidak lolos. Berbekal pesan dari KGB, badan intelijen Uni Soviet, Ames sukses mengakali tes tersebut.
Ames, yang akhirnya divonis bersalah dalam kasus pengkhianatan terhadap Amerika Serikat, mengungkap bagaimana dia mengecoh lie detector.
"Tidak ada sihir. Kepercayaan diri adalah kuncinya. Kepercayaan diri dan hubungan dekat dengan staf penguji," kata Ames.
Ana Belen Montes
Ana adalah mantan analis senior di Defense Intelligence Agency (DIA), Amerika Serikat. Ia didakwa memberkan informasi rahasia Amerika Serikat kepada pemerintahan Kuba.
Sempat lolos dari uji kebohongan, Ana akhirnya divonis 25 tahun penjara pada tahun 2002.
Leandro Aragoncillo
Leandro merupakan mantan analis intelijen Biro Penyidik Federal Amerika Serikat (FBI) yang juga pernah lolos tes kebohongan. Mantan anggota Korps Marinir AS keturunan Filipina itu akhirnya dinyatakan bersalah mencuri informasi rahasia negara dan membocorkannya kepada pemimpin oposisi Filipina.
Karel Koecher
Lelaki kelahiran Cekoslowakia ini disusupkan badan intelijen Cekoslovakia ke Amerika Serikat pada tahun 1965 karena keahliannya berbahasa Inggris. Setelah beberapa tahun non-aktif, Karel dipekerjakan sebagai penerjemah bahasa di Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA).
Fasih sejumlah bahasa negara Eropa Timur, Karel dipercaya CIA untuk menerjemahkan dokumen-dokumen rahasia. Tak pelak, ia jadi sumber utama informasi bagi badan intelijen negaranya, juga Uni Soviet.
Kedok Karel terbongkar, namun ia sempat berhasil lolos dari uji polygraph. Tapi, FBI lebih jeli, dan Karel pun ditangkap pada tahun 1984.
Dibebaskan lewat sebuah skema pertukaran tawanan, Karel pulang ke Cekoslowakia dan disambut sebagai pahlawan di negaranya.