Suara.com - Polisi pertimbangkan untuk mengonfrontir pengakuan ibu angkat Angeline Margriet Christina Megawe (Margaret) dengan mantan pembantu, Agustinus alias Agus, untuk mencari bukti baru kasus pembunuhan Angline di rumah Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali.
Namun, kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, metode konfrontir memiliki kendala.
"Metode itu bisa saja kami pakai, tetapi kalau satu-persatu dikonfrontir tentu masing-masing ngotot tidak sama malah nanti nggak bisa membedakan itu benar atau salah," kata Kapolri di Mabes Polri, Selasa (23/6/2015).
Itu sebabnya, saat ini polisi bersikap hati-hati dalam mengumpulkan alat bukti baru untuk mengungkap dalang pembunuh Angeline.
"Oleh karena itu kami tunggu alat bukti lain, karena kami masih olah kembali TKP (tempat kejadian perkara), baik dari Labfor maupun tim Inafis Polri," ujarnya.
Polda Bali, kata Badrodin, juga melibatkan kriminolog dari Universitas Indonesia Ronny Rahman Nitibaskara menganalisis Margaret. Sebab, selama pemeriksaan, Margaret selalu membantah terlibat dalam kasus pembunuhan Angeline. Selain itu, Ronny juga mempelajari Agus.
"Prof Ronny itu dengan disiplin ilmunya bisa melihat orang itu mengatakan benar atau berbohong. Karena setiap orang namanya manusia ada gerakan nggak disadari apabila ada reaksi tertentu yang tidak bisa dikendalikan oleh pikiran mereka, nah itu bisa dibaca ahli," katanya.
Badrodin mengatakan hasil analisis kriminolog sudah didapatkan polisi, tapi belum dipublikasikan.
"Hasilnya katanya sudah di email ke korsahli (Polri)," kata dia.