Suara.com - Kelakuan lelaki warga Hebei, Beijing ini sungguh keterlaluan. Pengangguran berusia 41 tahun, mengaku sebagai lelaki berusia 28 tahun, bekerja sebagai CEO dan mendapat gelar master dari dua kampus ternama di Cina.
Kenyataannya? Ia hanyalah seorang duda pengangguran, pacari belasan mahasiswi dan menipu untuk mendapatkan uang.
Akibat aksi tipu-tipu ini, Tian Fu-Sheng, diadili di pengadilan Beijing atas tuduhan penipuan terhadap 15 mahasiswi yang dipacari.
“Dia berlagak seorang lelaki yang sangat perhatian,” kata salah satu gadis bermarga Ma.
“Jika Anda naik bus dan ingin mengunjunginya, ia akan menjelaskan kepada Anda naik bus apa, di mana turun dan selalu berpesan agar hati-hati," imbuhnya.
Untuk memperlancar aksi, seperti dilansir Shanghaiist, Tian Fu-Sheng menjalin hubungan dengan memanfaatkan situs percakapan online QQ. Ia pun berhasil menaklukan 15 perempuan. Korban rayuan Tian merupakan mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi yang berada di Beijing, Shandong dan Hebei. Secara bergantian, mereka semua pernah mengunjungi rumah Tian di Bejing dan melakukan hubungan intim.
Nyaris mirip dengan kasus Hunan Romeo yang memiliki 17 kekasih, dan terbongkar saat dirawat di rumah sakit, delapan dari 15 pacar Tian telah memberi pinjaman uang 354 ribu yuan atau lebih dari 700 juta rupiah. Salah satu dari mereka ditipu hingga hampir 200 ribu yuan (sekitar Rp420 juta).
Dengan alasan sang ibu sakit parah atau sedang membuka bisnis baru, Tian mendapatkan ratusan ribu yuan dari kekasihnya. Uang tersebut digunakannya untuk membayar utang, makan, membeli mobil hingga judi. Sesekali dia membayar utang dengan jumlah kecil untuk memenangkan kepercayaan para kekasihnya.
Sebagian besar para kekasih ini tidak curiga dan selalu percaya dengan semua tindakan Tian. “Jika anda tidak meminjamkan uang kepadanya, Dia akan membuat Anda merasa sebagai perempuan yang buruk,” kata Ma.
Namun Tian menolak semua kesaksian Ma. Tian mengatakan kekasih-kekasihnya secara sukarela memberi uang kepadanya. Dia mengklaim sebagian besar para penggugat bukan pacarnya. Ia hanya bertemu mereka melalui teman, anggota keluarga bahkan melalui nomor telepon salah sambung. (Shanghaiist)