Cerita Pelajar Indonesia di Suriah Berpuasa di Tengah Perang

Senin, 22 Juni 2015 | 00:30 WIB
Cerita Pelajar Indonesia di Suriah Berpuasa di Tengah Perang
Perempuan menangis pascaserangan udara yang terjadi di Distrik Bab al Nairab, Aleppo, Suriah, (12/4). (Reuters/Abdlrahman Ismail)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Apalagi di saat kondisi sulit seperti ini banyak orang kepepet dan nekad melakukan tindakan kejahatan," tambahnya.

Para pelajar Indonesia itu menyampaikan pengalaman mereka dalam acara buka puasa bersama yang diadakan KBRI Damaskus pada Kamis (18/6/2015) dengan mengundang seluruh staf dan para mahasiswa.

Acara buka puasa bersama itu dihadiri oleh Dubes RI untuk Suriah Djoko Harjanto dan dimulai dengan berbuka, santap malam, ceramah agama, hingga ditutup dengan tarawih berjamaah.

Menurut Pelaksana Fungsi Pendidikan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Damaskus, AM Sidqi acara buka puasa bersama itu memang diadakan sebagai sarana silaturahim bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Damaskus, sekaligus sebagai cara untuk mengobati kerinduan akan kemeriahan suasana Ramadhan di Tanah Air.

"Dengan kumpul dan bergembira seperti ini, kita sejenak melupakan kondisi krisis yang melanda Suriah, tanpa lupa mendoakan agar kedamaian segera terwujud di Bumi Syam ini," tutur Sidqi.

KBRI Damaskus berencana untuk mengadakan acara buka puasa bersama empat kali selama bulan Ramadhan. Berdasarkan data KBRI Damaskus, saat ini jumlah pelajar Indonesia di Suriah sebanyak 27 orang dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari SMA hingga pascasarjana. Sebelum krisis, pelajar Indonesia di Suriah mencapai sekitar 250 orang.

Namun, akibat krisis yang berkepanjangan, Pemerintah RI melalui KBRI Damaskus melakukan repatriasi secara bertahap para WNI yang berada di Suriah. Selain itu, pemerintah Indonesia juga memberlakukan moratorium untuk pengiriman tenaga kerja ke Suriah sejak September 2011. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI