Suara.com - Hari ini, Jumat (19/6/2015) tepat satu bulan lebih tiga hari Engeline menghilang, atau 9 hari sejak ditemukan tewas di dalam rumahnya di Jalan Sedap Malam.
Korban pembunuhan dan pelecehan seksual itu dikabarkan menghilang oleh ibu angkatnya Margaret Christina Megawe pada Sabtu 16 Mei. Bocah kelas II SD itu ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya pada Rabu 10 Juni, tepatnya dibelakang kandang ayam dekat pohon pisang.
Angeline dikubur, dibunuh dan dilecehkan oleh tersangka Agus, mantan pembantu ibu angkatnya.
Kondisi rumah Angeline saat ini dalam keadaan sepi dan sangat berantakan. Bau menyengat kotoran ayam tercium dari belakang rumah.
Di halaman dalam rumah hanya ada ayam yang berkeliaran. Kotoran ayam berserakan dilantai, serta terhampar beberapa barang-barang tak dipakai.
Rumah yang dihuni oleh Angeline itu memiliki 5 kamar kost didepannya. Didalam rumah terdapat kandang anjing, kandang ayam, kandang kucing, kursi, kardus serta sampah lainnya.
Persis di depan kamar kost, ada mobil berwarna silver, yang berdekatan dengan kamar Angeline. Sementara di halaman terdapat sebuah mobil tua berwarna biru.
Salah satu petugas kepolisian yang menjaga rumah itu mengatakan, dibelakang rumah terdapat kandang yang terbuat dari besi. Luasnya mencapai tiga are, sementara luas rumah tersebut sembilan are. Saat ini, ratusan kandang ayam itu sudah tidak ada ayamnya.
Seperti diketahui, Margaret beternak ayam pada tahun 2013 lalu. Jumlahnya sata ini mencapai ratusan ratusan ekor.
"Ayamnya semuanya sudah dibawa oleh dinas peternakan Provinsi Bali. Tapi masih ada sisa ayam yang kecil-kecil yang tidak bisa ditangkap oleh mereka,"jelas salah satu petugas kepolisian yang enggan disebutkan namanya ini.
Sementara hewan piaraan hewan lainnya seperti anjing dan kucing sudah dititipkan oleh Christina Telly Megawe, kakak angkat Angeline kepada dokter hewan yang ada di Denpasar, Bali. Setelah penemuan jenazah Angeline, rumah berpagar kayu jati ini memang sudah tak berpenghuni.
Pasangan suami istri yang kost disana pun telah pindah. Sehari setelah Angeline ditemukan terkubur di belakang rumah, pasasngan bernama Rahmat Handono dan Ausiani itu langsung hengkang.
Sementara dikamar nomer satu terdapat sepeda motor vario berwarna pink. "Tidak ada yang boleh diijinkan masuk kedalam rumah, selain petugas. Kalaupun waktu itu ada anaknya yang mengambil anjing, itu didampingi oleh pihak kepolisian,'"jelas pria berkumis tipis ini.
Rumah tersebut dijaga oleh kepolisian daerah Denpasar Timur dibantu tim Buser Polda Bali.
"Kami secara bergantian menjaga rumah ini, dan selama di sini tidak ada yang aneh,"ungkapnya.
Dia menambahkan, hampir setiap hari masyarakat Denpasar mendatangi rumah Angeline untuk mengucapkan bela sungkawa dan mendoakan Angeline.
Tak jarang masyarakat membawa karangan bunga, atau seikat mawar. Selain bunga, ada juga yang membawa boneka, sepertiboneka beruang, hello kity, boneka doraemon dan masih banyak boneka lainnya.
Setiap orang yang datang biasanya menyalakan lilin untuk Angeline. "Hampir setiap hari tidak pernah sepi, setiap menit ada yang mampir. Mulai pagi subuh itu sudah ada yang datang cuma sekedar mengantarkan minuman dan makanan ringan. Dia doa dulu kemudian pergi, setiap hari kami berjaga seperti itu,"ungkap si petugas yang bertugas menjaga rumah Angeline.
Rumah itu masih diberi garis polisi. masyarakat dari berbagai kalangan, seperti artis, para menteri, politikus meupun pengusaha memberikan rasa simpati dan turut berduka cita kepada Angeline.
Di depan rumah Angeline yang berada di jalan Sedap Malam nomer 26 itu terdapat pohon beringin besar dengan rerantaian mengelantung hingga bawah. Selain itu, terdapat pura, yang hampir setiap hari didatangi oleh masyarakat untuk sembahyang. (Luh Wayanti)