Suara.com - Badan dunia urusan anak-anak PBB, UNICEF menyatakan ada ribuan anak-anak di Nepal diperdagangkan ke India untuk dijadikan pekerja seks. Mereka adakah korban gempa 25 April 2015 lalu.
Anak-anak di negara yang bersebelahan dengan India itu memang berisiko dijual dan dieksploitasi. Mereka terancam dikirim secara ilegal. Hal itu disampaikan UNICEF, Jumat (19/6/2015) seperti dilansir Reuters.
Ratusan ribu keluarga kehilangan rumah setelah dua gempa bumi melanda pada tanggal 25 April dan 12 Mei. Sekitar 8.800 orang dan meningkatkan kekhawatiran mereka terlibat perdagangan anak.
Ribuan anak-anak Nepal diperdagangkan ke India setiap tahun untuk bekerja di rumah bordil dan sebagai pekerja anak. Dalam modusnya, jaringan perdagangan anak menjanjikan anak-anak itu akan diasuh ke panti asuhan.
Ada 15.000 anak tinggal di rumah perawatan anak di Nepal. Hanya 8 dari 10 anak yang mempunyai orangtua.
"Kehilangan mata pencaharian dan memburuknya kondisi hidup memungkinkan mudah meyakinkan orangtua untuk memberikan anak-anak mereka untuk meyakinkan akan kehidupan yang lebih baik," kata perwakilan UNICEF Nepal, Tomoo Hozumi.
"Para pedagang (manusia) menjanjikan pendidikan, makanan dan masa depan yang lebih baik. Tetapi kenyataannya banyak dari anak-anak bisa berakhir menjadi horrendously, dieksploitasi dan dilecehkan," kata Hozumi. (Reuters)