Pemuda Kulit Putih, Tersangka Teror Gereja Charleston, Ditangkap

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 19 Juni 2015 | 06:12 WIB
Pemuda Kulit Putih, Tersangka Teror Gereja Charleston, Ditangkap
Dylan Roof (21), tersangka penembakan yang menewaskan sembila orang di sebuah gereja warga kulit hitam di Charleston, South Carolina, AS, Rabu (17/6) [Reuters/Jason Miczek].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pemuda kulit putih, tersangka pembunuh sembilan warga di sebuah gereja di Charleston, South Carolina, Amerika Serikat, berhasil ditangkap pada Kamis (18/6/2015). Kini pihak berwenang AS sedang menyelidiki adanya motif kebencian rasial dalam aksi teror tersebut.

Penegak hukum AS menahan Dylan Roof (21) di Shelby, North Carolina yang jaraknya 350 kilometer di sebelah utara Charleston. Roof adalah tersangka penembakan di sebuah gereja bersejarah Emanuel African Methodist Episcopal Church pada Rabu (17/6/2015).

Enam perempuan, termasuk Pendeta Clementa Pinckey - pemimpin gereja tersebut sekaligus anggota senat negara bagian South Carolina - dan tiga lelaki tewas akibat penembakan itu. Semuanya berkulit hitam.

Dalam profil Facebook-nya, Roof terlihat berfoto menggunakan sebuah jaket yang bersematkan bendera rezim apartheid Afrika Selatan dan Rhodesia (sekarang Zimbabwe). Kedua negara itu dulunya dikuasai oleh minoritas kulit putih.

Menurut Carson Cowles, yang mengaku sebagai paman Roof, baru-baru ini pemuda itu mendapat senjata api kaliber 45 dari sebagai hadiah ulang tahun dari ayahnya.

"Saya tak bisa berkata-kata. Tak seorang pun dalam keluarga saya yang akan menyangka ini terjadi," kata Cowles.

Sementara Sylvia Johnson, sanak famili Pinckey, bercerita bahwa menurut seorang penyintas dalam insiden itu, Roof sempat lima kali mengisi ulang peluru saat melakukan pembantai tersebut.

"Dia hanya mengatakan, 'Saya harus melakukan ini. Kalian memperkosa perempuan kami dan merebut negeri kami.'," tutur Johnson.

Jaksa Agung AS, Loretta Lynch, mengatakan kini sedang menyelidiki motif kebencian rasial di balik aksi Roof itu. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI