Mata Gadis Ini Dicungkil, Separuh Wajahnya Dimakan

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 19 Juni 2015 | 06:11 WIB
Mata Gadis Ini Dicungkil, Separuh Wajahnya Dimakan
Cerys Yemms. (Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah peristiwa yang terjadi di Wales, Inggris, ini cukup membuat merinding. Seorang perempuan tewas mengenaskan di tangan lelaki yang baru saja dikenalnya. Tak cuma itu, si lelaki, yang ternyata mantan narapidana, mencungkil mata si perempuan dan memakan separuh wajahnya.

Sungguh malang nasib Cerys Yemms. Niat hati ingin bersenang-senang dengan lelaki yang baru ia kenal, gadis cantik ini malah kehilangan nyawanya.

Semua berawal saat Cerys berkenalan dengan Matthews Williams di suatu tempat hiburan malam. Diundang ke kamar hotel tempat Matthews menginap, Cerys tak menolak.

Namun, tak dinyana, Matthews tampaknya menginginkan sesuatu yang lebih dari Cerys. Lelaki itu menikam wajah perempuan berambut pirang itu tanpa ampun.

Entah bagaimana awalnya, karyawan hotel ingin masuk ke dalam kamar Matthew, tapi lelaki itu menolak. Seorang petugas keamanan mendobrak pintu dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan.

"Ia berbuat seperti yang dilakukan Hannibal Lecter (tokoh pemakan manusia dalam film bertema kanibalisme) terhadapnya. Ia mencungkil mata perempuan itu, memakannya, dan memakan separuh wajahnya pula," kata Lyn Beasley, warga yang tinggal di dekat hotel tersebut.

Belakangan terungkap bahwa Matthews adalah mantan narapidana dan baru saja dilepaskan dari penjara. Matthews tewas setelah terkena taser (alat setrum) polisi.

Berdasarkan investigasi BBC, Matthews adalah satu dari sekian banyak mantan narapidana yang ditempatkan pemerintah setempat di hotel tersebut. Pemerintah memang punya kebijakan untuk memberikan akomodasi sementara bagi para narapidana yang baru keluar dari penjara jika mereka belum memiliki tempat tinggal.

Memang, bukan cuma mantan narapidana yang ditempatkan di hotel-hotel kelas melati itu. Pemerintah juga memberikan akomodasi kepada tunawisma.

Mandy, pemilik Sirhowy Arms, hotel tempat terjadinya pembunuhan sadis itu mengungkap, selama enam tahun terakhir, pemerintah kota mengirim sejumlah tunawisma tua dan remaja ke hotelnya. Mandy tak mempermasalahkan hal itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI