Suara.com - Bekas pembantu ibu angkat Angeline, Franky Marinka, mengaku kalau Margriet Christina Megawe alias Margaret, hampir setiap hari memarahi anak angkatnya yang jadi korban pembunuhan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Franky A. Marinka usai memberikan keterangan sebagai saksi yang memberatkan Margaret di Polda Bali, Denpasar, Kamis (18/6/2015).
Franky bercerita, Angeline pernah dipukul Margaret karena tak berhasil mencari ayam peliharaannya yang hilang.
"Saat itu dia dipukuli pakai kayu bambu. Sampai bambunya itu pecah terbelah-belah, itu hanya gara-gara satu ekor ayam saja. Hampir sekujur tubuh dia kena pukul, kayak kaki itu pasti kena,” cerita Franky.
Dia juga mengungkapkan pernah kenda ‘damprat’ Margaret saat memintanya berhenti memukul Angeline.
"Ini anak saya, dia sudah kasih makan, kamu jangan ikut campur," ungkap Franky sambil menirukan ucapan Margaret.
Dia menambahkan, setiap hari Angeline membersihkan kamar Margaret dan dapur.
"Dia biasanya ngepel kamar ibu angkatnya,"jelasnya.
Lelaki yang pernah bekerja selama tiga bulan dengan Margaret ini tidak bisa mengerjakan tugas Angeline, seperti membersihkan kamar Margaret, karena kamar itu selalu terkunci.
Dia juga mengatakan, karena rambut Angeline panjang, tak jarang rambutnya pun sering dijambak oleh Margaret.
"Pokoknya setiap hari dia kena marah, tidak pernah tidak," ungkapnya.
Seperti diketahui Angeline, bocah kelas II SDN 12 Sanur, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di belakang kandang ayam di rumah ibu angkatnya Margaret di Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar, pada Rabu (10/06/2015) lalu.
Pihak kepolisian telah menetapkan satu orang tersangka tunggal Agustinus Tai Hamdani yang telah melakukan pembunuhan keji tersebut. Sementara Margaret menjadi tersangka kasus penelantaran anak. (Luh Wayanti)