Suara.com - Sembilan orang tewas terbunuh dalam sebuah acara ibadah kebaktian di gereja komunitas kulit hitam di Charleston, South Carolina, Amerika Serikat, hari Rabu (17/6/2015) malam. Kini, polisi masih memburu seorang kulit putih yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Petugas kepolisian, dengan bantuan anjing pelacak, menyisir jalan demi jalan untuk mencari tersangka. Tersangka digambarkan sebagai seorang lelaki kulit putih berusia 21 tahun yang mengenakan kaos, celana jins, dan sepatu boot.
Suara letusan senjata terdengar di Gereja Emanuel AME di pusat Kota Charleston pada Rabu malam, demikian disampaikan Kepala Polisi setempat, Gregory Mullen.
Pelaku penembakan belum tertangkap hingga beberapa jam setelah insiden. Polisi menyebut pelaku amat berbahaya dan menduga penyerangan bermotif kebencian.
"Satu-satunya alasan seseorang dapat masuk ke dalam sebuah gereka dan menembaki orang yang sedang berdoa adalah kebencian," kata Wali Kota Charleston Joe Riley.
Gereja Charleston adalah salah satu jemaat kulit hitam tertua dan terbesar di Amerika Serikat bagian selatan. Gereka itu pertama kali dibangun pada awal abad ke-19 dan bangunan yang ada sekarang konon selesai dibangun pada tahun 1891. Gereja ini dianggap sebagai bangunan bersejarah menurut Departemen Pertamanan Nasional Amerika Serikat. (Reuters)