Suara.com - Lebih dari setahun sudah pesawat Malaysia Airlines MH370 dinyatakan hilang. Hingga kini, pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing yang membawa 239 penumpang dan kru itu belujm ditemukan.
Hingga kini, beragam spekulasi soal penyebab hilangnya pesawat terus bermunculan. Namun, belum ada satupun teori yang diterima sebagai alasan hilangnya burung besi buatan Boeing itu.
Baru-baru ini, sekelompok pakar matematika dari Texas A&M University di Qatar meyakini bahwa mereka telah berhasil mengungkap misteri terbesar dalam sejarah dunia penerbangan itu.
Teori mereka diungkap lewat sebuah simulasi komputer. Simulasi tersebut dimuat dalam Notices of the American Mathematical Society.
Tim tersebut yakin, pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines itu menukik secara tegak lurus 90 derajat ke perairan Samudera Hindia. Mereka menyebut kondisi tersebut dengan istilah "nosedive". Jika teori tersebut benar, pesawat itu langsung tenggelam ke dasar laut hanya dalam hitungan kurang dari satu menit.
Teori itu menjelaskan kenyataan mengapa tim SAR sama sekali tidak menemukan serpihan atau tumpahan minyak di sekitar lokasi yang diyakini menjadi tempat jatuhnya pesawat.
"Momen akhir dari MH370 sepertinya bakal tetap menjadi misteri sampai suatu hari nanti ketika kotak hitam pesawat ditemukan dan dibongkar," kata ketua tim peneliti Profesor Goong Chen.
"Namun, para pakar forensik amat meyakini bahwa MH370 jatuh ke laut secara "nosedive"," lanjut Goong Chen. (Independent)