MUI: Penyisiran Warung Selama Puasa Tidak Islami

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 17 Juni 2015 | 06:15 WIB
MUI: Penyisiran Warung Selama Puasa Tidak Islami
Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin, menyampaikan keterangan pers terkait hasil sidang isbat di Kementrian Agama, (16/6). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan penyisiran atau sweeping rumah makan yang buka siang hari saat bulan puasa tidak sesuai etika Islam karena cenderung menonjolkan kekerasan dan pemaksaan.

"Tindakan sweeping, kepada umat Islam, pemuda Islam tidak perlu ada. Itu adalah tindakan kekerasan, bahkan bisa merusak, bahkan sampai membawa korban hilang nyawa tentu tidak sesuai etika Islam," kata Din di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Ia mengatakan terdapat sejumlah rumah makan yang memang buka di siang hari pada Ramadhan. Kendati demikian, bukanya warung itu tidak lantas pemiliknya dianggap tidak menghormati bulan puasa dan layak untuk diintimidasi.

"Tidak puasa, tidak sepaham itu tidak apa-apa," kata dia.

Namun, Din tetap mengharapkan agar pemilik rumah makan berupaya menumbuhkan kesadaran tidak buka pada siang hari.

Rumah makan milik umat Islam, kata dia, agar tutup di siang hari dan buka saat malam. Din mendoakan bagi warung yang tidak buka di siang hari itu agar mendapatkan rezeki melimpah di malam harinya.

Penyisiran, lanjut Din, merupakan bentuk pemaksaan dan mendesak bagi mereka yang berbeda. Hal ini hanya menumbuhkan pertentangan di tengah masyarakat. Sweeping juga dianggap Din sebagai bentuk kemanjaan bagi umat Islam yang bersifat memaksakan kehendak. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI