Suara.com - Kementerian Kesehatan Korea Selatan (Korsel) melaporkan empat kasus baru Sindrom Penapasan Akut Timur Tengah (MERS) pada Selasa (16/6/2015) sehingga total kasus mencapai 154. Dan, ini menjadi yang terbesar di luar Arab Saudi.
Kementerian juga menyebutkan bahwa ada tiga pasien terpapar MERS yang akhirnya meninggal dunia, sehingga total kematian akibat virus ini adalah 19 orang sejak kasus pertama tercatat pada awal Mei.
Sebelumnya, ribuan sekolah yang ditutup karena wabah tersebut, dibuka kembali Senin (15/6/2015). Sementara Korsel terus berupaya kembali ke keadaan normal setelah wabah itu melanda hampir empat pekan dan mulai menurun.
Empat rumah sakit ditutup total atau sebagian dalam upaya menghentikan penyebaran wabah yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) disebut sebagai wabah yang "meluas dan kompleks". Presiden Korsel Park Geun-hye yang peringkat dukungannya hancur akibat respon pemerintah terhadap MERS, mendesak negara untuk kembali ke kondisi normal.
"Saya minta masyarakat pengusaha juga, untuk melanjutkan investasi, kegiatan produksi dan manajemen seperti biasanya dan terutama membantu dengan meyakinkan konsumen untuk tidak ragu-ragu membelanjakan uangnya," kata Park dalam pertemuan dengan pembantu-pembantu seniornya.
Park, yang pekan lalu menunda kunjungan ke Amerika Serikat, menyaksikan anjloknya dukungan publik hingga di bawah 35 persen pekan ini, menurut sebuah jajak pendapat Realmeter.
Pemerintahannya dikritik karena di awal terjadinya wabah menolak mengumumkan nama rumah sakit tempat dirawatnya pasien-pasien terduga dan terinfeksi virus, sehingga menimbulkan kepanikan dan kebingungan publik. (Antara/Reuters)
Tiga Orang Lagi Meninggal Karena MERS di Korsel
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 16 Juni 2015 | 11:23 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Syahrini Pamer Foto Cium Unta di Gurun Pasir, Warganet: Hati-Hati Ketularan Virus MERS-CoV
14 Juni 2023 | 18:25 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI