Kapolda: Warga Jakarta 10 Juta, Tukang Ojek Jangan Takut Go-Jek

Senin, 15 Juni 2015 | 14:17 WIB
Kapolda: Warga Jakarta 10 Juta, Tukang Ojek Jangan Takut Go-Jek
Ilustrasi armada Go-jek. [Go-jek.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengimbau para tukang ojek di Ibu Kota Jakarta tak perlu marah karena takut kehilangan rezeki setelah hadir konsep ojek baru yang pemesanannya dilakukan via online, seperti Go-Jek.

"Penduduk Jakarta ini lebih dari 10 juta, jangan takut kehilangan market. Yang penting adalah pelayanan. Jadi kalau seandainya tukang ojek yang biasa mangkal-mangkal merasa ini menjadi pesaing, bukan dilakukan dengan cara kekerasan dan diancam, tapi sebaliknya harusnya bagaimana ini meningkatkan pelayanan agar publik juga menggunakan jasa itu," kata Tito usai rapat koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/6/2015).

Seperti diketahui, beberapa waktu yang lalu, tukang ojek yang bergabung di Go-Jek diintimidasi oleh tukang ojek konvensional karena merasa tersaingi. Kasus ini sampai menyita perhatian Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Tito meminta para tukang ojek konvensional tidak melakukan kekerasan.

"Jadi saya minta untuk tukang ojek mampui untuk menahan diri, dan kami polisi akan melindungi siapapun juga dari aksi-aksi kekerasan atau pelanggaran hukum. Kalau ada pelanggaran hukum akan kita tindak tegas," dia.

Tito menyarankan kepada tukang ojek konvensional menjadikan kehadiran Go-Jek sebagai tantangan untuk memberikan layanan lebih baik lagi kepada masyarakat.

"Iya jadi gini sebetulnya ini kan kit negara demokrasi. Salah satu di antaranya market juga kita diatur oleh pasar. Oleh karena itu kalau ada ojek misalnya ada inovasi baru menggunakan cara-cara yang lebih memudahkan masyarakat misalnya melalui call, saya kira gak masalah," ujar Tito.

"Sama seperti kendaraan supir taksi, ada yang kelasnya bawah, ada yang kelasnya eksekutif, marketnya beda. Jadi yang market ojek biasa marketnya mungkin menengah ke bawah, ada juga sekarang yang ojek eksekutif marketnya di atas," Tito menambahkan.

REKOMENDASI

TERKINI