Suara.com - Bagi Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian kasus pemukulan terhadap anggota Polda Metro Jaya Brigadir Ernaya yang dilakukan oleh A. Manurung, keponakan Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat Komisaris Polisi Parulian Sinaga, merupakan dampak dari masalah kemacetan lalu lintas.
"Itu bukan soal masalah polwan atau keluarga polisinya itu bukan yang utama saya lihat. Saya melihat yang utama justru kemarin itu lebih diutamakan karena masalah lalu lintas," kata Tito usai rapat koordinasi jelang bulan Ramadan bersama jajaran pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta, Senin (15/6/2015).
Pemukulan terhadap Ernaya terjadi pada Sabtu (13/6/2015) pagi. Ketika itu, mobil yang dikendarai Manurung, Nisan Serena B 1770 NFP, menyenggol sepeda motor Ernaya nomor polisi B 6338 PXW di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur. Ernaya tidak terima dan menggebrak kaca mobil. Rupanya Manurung marah, lalu memukul Ernaya.
Menurut Tito kasus tersebut merupakan dampak dari kemacetan lalu lintas yang terjadi di Ibu Kota. Kemacetan, katanya, merupakan masalah serius yang harus diselesaikan.
"Kemacetan dimana-mana dan dampak dari kemacetan itu adalah emosi. Kalau sudah emosi ini bukan hanya polisi, polwan, tapi siapa saja sangat mudah terpancing emosi. Siapa saja termasuk wartawan," kata dia.
"Oleh karena itu, itu juga terjadi pada anggota polwan ini, sama. Dia diserempet dan kebetulan yang menyerempet ini dia pukul mobilnya dan yg punya mobil juga capek munbgkin akhirnya turun dia pukul," Tito menambahkan.