Suara.com - Mabes Polri menuding Wakil Ketua KPK nonaktif Bambang Widjojanto (BW) telah mempermainkan hukum, menyusul pencabutan permohonan praperadilan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hari ini, Senin (15/6/2015).
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Polri Brigjen Pol Victor Simanjuntak menilai jika upaya yang dilakukan Bambang telah permainkan hukum.
"Tuhkan, ya enggak bener dia itu. Itu main-main namanya," kata Viktor Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Polri Brigjen Pol Victor Simanjuntak saat dihubungi wartawan.
Sebelumnya, terang Viktor, Mabes Polri sengaja menunda pelimpahan berkas BW ke Kejaksaan Agung karena menunggu hasil putusan praperadilan.
"Saya orangnya fair. Saya kasih kesempatan, eh dia malah cabut lagi," kata Viktor.
Viktor mengaku kecewa terkait pencabutan gugatan praperadilan yang dilakukan BW. Dia mengatakan akan berkoordinasi dengan kuasa hukum Barekrim Mabes Polri mengenai pelimpahan kasus BW ke tahap penuntutan.
"Saya akan tunggu tim kuasa hukum polri kembali. Akan saya tanya mereka-mereka dulu. Jika memungkinkan, ya langsung saja tahap dua," katanya.
Sebelum diberitakan, Bambang Widjojanto (BW) dan penasehat hukum akhirnya memilih mencabut permohonan praperadilan terkait dengan status penetapan tersangka oleh Bareskrim Polri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Pencabutan itu bersamaan dengan agenda sidang perdana dengan agenda permohonan praperadilan yang mesti berlangsung hari ini, Senin (15/6/2015).
Pengacara BW memandang percuma mengajukan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena menduga lembaga itu telah dibajak untuk menghantam gerakan anti korupsi.
Dari rilis yang diterima suara.com, tim pengacara menggambarkan soal sejumlah kasus permohonan praperadilan yang dimenangkan oleh tersangka korupsi dan kekalahan penyidik KPK Novel Baswedan.
“Dalam pemeriksaan Pra Peradilan yang diajukan oleh Novel Baswedan Hakim Pra Peradilan telah jelas dan nyata membiarkan saksi dalam Pokok Perkara memberikan keterangan meskipun sudah diprotes bahkan menolak permohonan dengan argumentasi yang lemah,” seperti disampaikan pengacara BW, Asfinawati.