Jokowi Siap Tetapkan 22 Oktober Jadi Hari Santri Nasional

Minggu, 14 Juni 2015 | 15:39 WIB
Jokowi Siap Tetapkan 22 Oktober Jadi Hari Santri Nasional
Pembukaan Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama dalam rangka Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama tahun 2015 di Masjid Istiqlal [suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam acara istighosah menyambut Ramadan 1436 Hijriah dan pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (14/6/2015), Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan menetapkan tanggal 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional.

Kepala Negara mengatakan akan segera mendiskusikan hal itu dengan Kementerian Agama.

"Kenapa sekarang belum putus tanggalnya, soalnya beda-beda, ada yang minta Tanggal 1 Muharam saja, dan tadi Pak Kyai usulkan 22 Oktober, biasanya Pak Kyai itu manjur. Karena itu, Menag supaya prosesnya agar hari santri ditetapkan. Saya cuma bisa nunggu. Kalau semua sudah musyawarah, semua sudah setuju, masuk ke meja saya, bismillah saya tandatangani. Kemarin di ponpes Malang, ada yang tanya, Hari Santri kapan Pak? Saya jawab, belum," kata Presiden Jokowi.

Sebelumnya, dalam pidato di Istiqlal juga, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj meminta pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional.

"Kami mengusulkan 22 Oktober, sebagai langkah awal revolusi 10 November, menjadi hari santri sebagai mana yang diwacanakan selama ini," kata Said.

Sejarah nasional mencatat 22 Oktober 1945 kalangan ulama dipelopori Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyerukan Resolusi Jihad di Surabaya, Jawa Timur, menyikapi keinginan Belanda ingin berkuasa kembali di Republik Indonesia.

"Pada tanggal ini, 22 Oktober, yaitu saat pasukan santri melawan tentara NICA yang dipimpin Brigjen Malaby, Surabaya. Karena sebenarnya yang taruh bom di Mobil Brigjen Malaby adalah santri Tebu Ireng, Harun. Brigjen Malaby dan supirnya meninggal. Sayang, dia (Harun) tidak pergi dan mengintip dikira petasan, akhirnya Harun syahid. Presiden Sukarno hampir tidak percaya soal ini," kata Said.

Acara di Istiqlal ini sekaligus sebagai pembukaan Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama dalam rangka Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama tahun 2015. Muktamar ini nantinya digelar di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus 2015.

"Dengan mengucapkan Bismillah, acara ini saya buka," kata Jokowi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI