TNI AU Tolak Hentikan Latihan di Lanud Adisutjipto

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 13 Juni 2015 | 02:15 WIB
TNI AU Tolak Hentikan Latihan di Lanud Adisutjipto
Sejumlah penumpang berbaris menuju pesawat sipil di Bandaran Adisutjipto, Yogyakarta (Antara).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pangkalan TNI Angkatan Udara Adisutjipto Yogyakarta sebagai pemegang otoritas bandara tetap mengutamakan penerbangan militer menjelang kepadatan arus mudik lebaran, demikian dikatakan Kepala Dinas Operasi Lanud Adisutjipto Letkol Pnb Bonang Bayu Aji Gautama di Sleman, Jumat (12/6/2015).

"Pendidikan penerbangan siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) tidak bisa digeser oleh kemungkinan ada permintaan tambahan jam terbang bagi pesawat komersial pada arus mudik Lebaran," tegas Bonang.

Penegasan itu disampaikan oleh Bonang setelah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memerintahkan Dirjen Perhubungan Udara untuk mengirim surat kepada Kepala Staf TNI Angkatan Udara, meminta agar latihan TNI AU di Lanud Adisutjipto dihentikan untuk mengakomodasi penerbangan sipil jelang Lebaran.

Menurut Bonang, Lanud Adisutjipto menjadi basis latihan Sekbang TNI AU dan juga mengakomodasi kepentingan nasional melalui kerjasama kebandaraan yang kemudian bisa digunakan untuk pesawat komersial.

"Tetapi perlu diketahui bahwa Lanud Adisutjipto sebagai otoritas tertinggi tetap mengutamakan penerbangan militer karena tujuan operasionalnya menyelenggarakan operasi pendidikan Sekbang," ujar dia.

Ia mengatakan, terkait pernyataan Menteri Perhubungan RI Ignatius Jonan yang meminta kepada Dirjen Perhubungan Udara untuk mengirim surat kepada KSAU tentang penghentian sementara latihan TNI AU di Lanud Adisutjipto selama lebaran, pihaknya belum bisa menanggapi secara spesifik.

"Jika kebijakan ini dilakukan akan berdampak pada terhambatnya pendidikan Sekbang TNI AU," beber dia.

Bonang mengatakan, bina terbang siswa sekolah penerbang tidak bisa dihentikan secara total, mengingat proses itu telah direncanakan melalui kurikulum tahunan.

"Selain menghambat tercapainya target pembentukan penerbang militer baik dari TNI AU, TNI AD dan TNI AL, wacana itu dapat berimbas pada membengkaknya operasional bina terbang," katanya.

Ia mengatakan, dalam sehari Wing Pendidikan Terbang memakai sekitar 70 hingga 80 penerbangan atau total sekitar 160 kali take off dan landing. Rencana penerbangan itu untuk melayani urutan jadwal Sekbang 48 siswa, Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) 14 siswa dan Sekolah Navigator (Seknav) sembilan siswa.

"Misal 80 kali penerbangan militer dihentikan sehari, maka bisa dikalikan dalam sehari dan seterusnya, berapa penerbangan militer yang terhenti. Akan ada pembengkakan operasi pendidikan," katanya.

Bonang menilai sebenarnya tidak ada permasalahan untuk penerbangan selama Lebaran. Pada musim libur Lebaran sebelumnya kepadatan penerbangan bisa diatasi dengan pembagian separuh-separuh antara militer dan komersial.

Tiap satu jam, ada 20 penerbangan, telah dibagi 10 penerbangan militer dan 10 untuk komersial. Dalam sehari total bisa mencapai 360 take off landing dengan pembagian merata pula. Hanya saja jika ada penambahan penerbangan jelang lebaran, pihaknya akan lebih selektif. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI