Suara.com - Eleanor Hawkins, turis Inggris yang telanjang di Gunung Kinabalu ditangkap kepolisian Malaysia, Selasa (9/6/2015). Perempuan 24 tahun yang baru saja menyelesaikan gelar master di Universitas Southampton itu ditahan Bandara Tawau, saat hendak terbang ke Kuala Lumpur.
Tak cuma itu, polisi juga menangkap empat rekan Eleanor, yakni Lindsey Peterson, 23, Danielle, 22, Dylan Snel, 33 dan Emil Kamiski, 33. Ada pun lima orang rekan Eleanor lainnya masih dinyatakan buron.
Seluruh turis akan menjalani sidang pada Senin depan.
Ayah Eleanor mengaku kecewa dengan penangkapan putrinya. "Dia sangat ketakutan," kata ayah Eleanor seperti dikutip dari laman the telegraph.
"Dia sangat suka berjelajah. Dia mulai bertualang ke Asia Tenggara pada Januari lalu. Pertama ke Thailand, kemudian Kamboja, Laos, Vietnam, lalu Kamboja. Setelah itu dia berencana ke Singapura, Hong Kong dan Indonesia. Di seluruh negara itu, dia paling suka Malaysia," kata ayah Eleanor.
Menyikapi foto bugil sang anak, ayah Eleanor mengatakan bahwa putrinya hanya mengikuti permintaan temannya. "Dia tidak bisa menghentikan keinginan temannya. Mereka (teman Eleanor-RED) bahkan mengambil foto selfie, foto grup, lalu kembali berpakaian dan pulang ke pondok backpacker. Hanya itu, tidak ada hal lain yang mereka lakukan," ujarnya.
Seperti diketahui, Eleanor dan rekannya dituding sebagai biang keladi gempa di Negara Bagian Sabah yang mengakibatkan 16 orang tewas.
Gunung Kinabalu, bagi masyarakat setempat, dianggap sebagai tempat sakral.
Tan Sri Alfred Jabu, Wakil Pertama Menteri Negara Tetangga Sarawak, meminta seluruh turis dihukum berat. "Ini adalah tempat suci bagi masyarakat setempat. Para turis harus menghormati tempat, tradisi dan budaya lokal," katanya.
"Jika pergi ke gunung, ada yang namanya protokol gunung. Kami masyarakat setempat percaya bahwa ada penjaga di tempat-tempat ini dan mereka harus menghormati," ujarnya.
Sementara itu, Tetua Suku setempat, Tindarama Aman Sirom Simbuna, mengatakan bahwa seluruh turis harus didenda dengan 10 kepala kerbau.
"Gunung sangat marah dengan ulah para turis. Mereka harus membayar kesalahan dengan memberikan 'sogit' (kurban)," katanya.