Suara.com - Rosidin (29) dan Hamidah (26), orang tua kandung Angeline (8), mengingingkan jenazah anaknya segera bisa dibawa pulang ke Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka ingin memakamkan Angeline di kampung halaman. Saat ini, jasad korban kekerasan seksual dan pembunuhan yang dilakukan oleh Agus, (mantan) pembantu rumah Angeline, masih di Rumah Sakit Sanglah, Bali.
"Harapan kami jenazah anak saya secepatnya atau sesegera mungkin bisa dibawa pulang untuk dimakamkan," kata Rosidin sambil meneteskan air mata di Mapolresta Denpasar, Bali, Kamis (11/06/2015).
Rosidin kasihan dengan jasad anaknya, apalagi menurut aturan Islam, jenazah harus segera dimakamkan setelah meninggal dunia.
"Dia belum berubah (agama), masih tetap sama," katanya.
Hamidah juga mengatakan hal yang sama. Dia berharap kepada polisi segera mengizinkan membawa pulang Angeline.
"Saya benar-benar berharap anak ini bisa kami bawa pulang dengan segera," katanya.
Hamidah tahu anaknya meninggal dari berita di televisi. Seketika, ia langsung menghubungi polisi.
Dalam kasus ini, polisi baru menetapkan seorang tersangka, yaitu Agus. Ibu tiri Angeline, Margaret, dan dua kakak tiri Angeline sampai saat ini masih diperiksa polisi.
Agus ditetapkan menjadi tersangka oleh Polresta Denpasar pada Rabu (10/06/2015) malam.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orang tua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015). Bahkan, Margaret sampai memposting foto Angeline, lalu tersebar di media sosial.
Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah, dekat kandang ayam.
Jenazah Margareth ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.
Dari hasil autopsi RS Sanglah, di lehernya ditemukan bekas jeratan dan banyak sekali tanda kekerasan akibat benda tumpul, bahkan sundutan rokok di tubuh bocah tersebut. Ia juga menjadi korban perbuatan asusila yang dilakukan Agus. Kekerasan yang diterima Angeline diduga sudah berlangsung lama. [Luh Wayanti]