Suara.com - LSM HAM Imparsial menelisik hal berbahaya jika Sutiyoso tetap dicalonkan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Salah satunya BIN tidak akan netral.
Direktur Program Imparsial Al Araf menilai Sutiyoso berperan aktif dalam pemenangan Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2014 lalu. Itu menyebabkan kemungkinan dia akan tunduk pada pemerintah.
"Sutiyoso adalah salah satu tokoh pemenangan Jokowi dalam Pilpres. BIN tidak boleh mengabdi pada rezim pemerintah. Tetapi pada negara," kata Al Araf kepada wartawan, Kamis (11/6/2015).
Dia juga mengkhawatirkan Sutiyoso yang memilki latarbelakang sebagai politisi bisa membuka ruang politisasi yang besar di internal BIN.
"Sangat berbahaya jika institusi keamanan intelijen dipimpin tokoh politik. Harus akuntabel, tidak terlibat politik dan bisnis," katanya.
Di kesempatan yang sama, Koordinator Riset Imparsial Gufron Mabruri menilai sepakterjang calon Kepala BIN nantinya bakal berpengaruh kepada integritas lembaga tersebut. Sebab BIN menjadi sorotan publik terkait dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan penggiat HAM Munir.
"Dalam memilih Kepala BIN harus memenuhi berbagai aspek, bukan hanya kapasitas. Tapi komitmen HAM, antikorupsi, dan mendorong proses reformasi intelijen negara," kata Gufron.