Suara.com - Orangtua kandung Angeline sengaja memberikan anaknya ke Margaret karena alasan tak punya uang untuk merawat. Hanya saja belakangan bocah 8 tahun itu tewas mengenaskan di rumah ibu angkatnya, Margaret.
Ayah kandung Angeline, Anwar Rosyidi bercerita bekerja sebagai kuli bangunan. Angeline lahir saat kondisi Rosyidi tak punya uang sepeserpun.
Sebagai buruh bangunan, saat ini dia mempunyai penghasilan Rp30 ribu sehari. Jika dia kerja serabutan, dia mendapatkan Rp90 ribu. Itu pun tak menentu.
"Saya kuli bangunan, yang suka bantu bangun rumah dan renovasi rumah, sehari paling nggak dapat Rp30 ribu sampai Rp90 ribu," kata Rosyidi saat berbincang dengan suara.com, Kamis (11/6/2015).
Dari pernikahannya dengan Amidah, Rosyidi mempunyai 3 anak. Angeline adalah anak keduanya.
"Saya sama mamanya (Angeline) sudah tidak satu rumah. Kakaknya tinggal sama saya, yang kecil sama ibunya," jelas Rosyidi.
Sekarang Rosyidi ingin pembunuh anaknya ditemukan semua. Dia ingin mereka ingin dihukum seberat-beratnya.
"Saya minta keadilan yang adil. Pembunuh anak saya dihukum berat," kata Rosyidi yang bernada bicara terbata-bata.
Angeline adalah anak perempuan berusia 8 tahun yang sebelumnya dinyatakan hilang sejak Sabtu (16/5/2015). Bahkan pengumuman hilangnya disebar lewat selebaran. Di sana dituliskan keadaan terakhir Angeline hilang mengenakan kaos panjang biru dan sendal jepit kuning.
Namun Angeline ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumahya, Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali. Mayat Angeline ditemukan oleh polisi setelah mendapatkan perhatian dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat nasional maupun internasional.